Festival Beda Setara Dibuka, Inaya Wahid Soroti Pentingnya Toleransi dalam Tindakan Nyata
Ahad, 10 November 2024 | 23:30 WIB
Pembunyian otok-otok bambu menandai pembukaan Festival Beda Setara 2024 di halaman Taman Peradaban Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta Ahad (10/11/2024) malam. (Foto: Panitia)
Yogyakarta, NU Online
Festival Beda Setara 2024 resmi dibuka di halaman Taman Peradaban Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta pada Ahad malam (10/11/2024).
Pembukaan acara ini ditandai dengan pembunyian otok-otok bambu oleh Inaya Wahid, yang didampingi oleh Koordinator Jaringan Gusdurian Jay Akhmad, Rektor UIN Suka, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Rektor Universitas Kristen Duta Wacana, Rektor Universitas Sanata Dharma, serta sejumlah tokoh lintas agama.
Dalam pidatonya, Inaya Wahid menekankan bahwa membicarakan isu-isu seperti kebhinekaan, toleransi, kerukunan antar umat beragama, dan ketuhanan tidak akan berarti apa-apa jika tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, konsep-konsep tersebut harus tercermin dalam tindakan nyata di masyarakat.
"Tidak ada gunanya festival ini dibuat kalau nanti keluar hanya menjadikan ini sebagai wacana saja, hanya ada di ruang-ruang, forum-forum, hanya ada di hotel-hotel membicarakan agama dengan lingkungan, humanitarian tapi di hotel-hotel mewah," kata Inaya.
Inaya juga menyoroti berbagai krisis global yang saat ini dihadapi dunia, seperti krisis iklim, krisis pangan, serta krisis kemanusiaan, terutama yang terjadi di Gaza. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama antar semua pihak untuk menghadapi tantangan besar ini.
"Krisis ini tidak memilih, semua orang akan terkena dampaknya. Kita sudah merasakannya selama pandemi. Tugas kita saat ini adalah bekerja bersama untuk menciptakan keadilan di masyarakat," tambahnya.
Ia juga mengingatkan bahwa ajaran Gus Dur telah memberikan teladan penting tentang bagaimana hubungan baik dengan Tuhan dapat dicapai melalui tindakan kemanusiaan yang mendalam.
"Itu sudah dipraktikkan oleh Gus Dur. Gus Dur sudah meneladankan saatnya kita meneruskan," ajaknya.
Sementara itu, Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian Jay Akhmad menjelaskan bahwa salah satu rangkaian acara Festival Beda Setara adalah simposium mengenai kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperjuangkan agar hak konstitusional masyarakat Indonesia dalam beragama tetap terjaga.
"Hari ini kita menyaksikan banyak peristiwa penolakan terhadap rumah ibadah dan ibadah itu sendiri. Padahal, Undang-Undang Dasar kita dengan jelas menjamin kebebasan beragama bagi setiap pemeluknya," kata Jay dalam sambutannya.
Ia menegaskan pentingnya bersama-sama mengatasi tantangan ini agar setiap warga negara dapat menjalankan ibadahnya dengan aman dan damai, sebagaimana umat Muslim dapat melaksanakan ibadah dengan tenang.
Jaringan Gusdurian bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Festival Beda Setara (Festival BEST) yang berlangsung pada 10-16 November 2024.
Berbagai rangkaian kegiatan Festival BEST disiapkan. Di antaranya forum belajar, pameran keberagaman, panggung budaya, bioskop rakyat, pasar UMKM, simposium, fun walk, hingga Haul Ke-15 Gus Dur.
Salah satu agenda inti di dalam rangkaian festival ini adalah Simposium Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) yang akan diadakan pada 14-15 November 2024.