Gelar Maulid Akbar, PBNU Panjatkan Doa untuk Keselamatan Bangsa
Kamis, 29 Oktober 2020 | 09:30 WIB
Maulid Akbar Nabi Muhammad yang digelar PBNU, Kamis (29/10) di Masjid Istiqlal Jakarta. (Foto: dok. istimewa)
Jakarta, NU Online
Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) menyelenggarakan Maulid Akbar: Doa untuk Keselamatan Bangsa di Masjid Istiqlal Jakarta pada Kamis (29/10) yang bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1442 Hijriah.
Diawali dengan pembacaan Maulid yang dipimpin Wakil Ketua LD PBNU KH Misbahul Munir Kholil, acara ini berlangsung sangat khidmat karena didasari atas kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw.
Hal tersebut senada dengan ungkapan Ketua LD PBNU KH Agus Salim dalam sambutannya yang mengungkapkan bahwa warga NU sudah pasti mencintai Nabi Muhammad. Kemudian menurutnya, cinta kepada Nabi terdapat dua hal. Cinta buta dan cinta sejati.
“Kalau cinta buta, tidak memerlukan dasar dan alasan apa pun. Pokoknya cinta, sudah. Tapi kalau cinta sejati adalah cinta bil ilm atau dengan ilmu. Artinya, cinta yang didasari oleh pemahaman tentang sebab mengapa kita harus mencintai dan kenapa beliau harus dicintai,” ungkap Abi Agus, demikian sapaan akrab KH Agus Salim.
Ia lantas mengemukakan sebuah hadits yang berbunyi ‘Kullu sababin wa nasabin, munqothi yaumal qiyamah illa sababi wa nasabi’.
“Bahwa yang namanya sebab dan nasab itu akan terputus pada hari kiamat, kecuali sebabku dan nasabku,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia berharap dengan diselenggarakannya Maulid Akbar ini akan menambah kecintaan warga NU kepada Nabi. Dengan demikian, ia juga mengajak hadirin untuk memohon kepada Allah, agar washilah (perantara) kecintaan terhadap Nabi Muhammad, Covid-19 segera diangkat dari muka bumi.
“Mudah-mudahan Allah segera angkat penyakit korona ini sehingga kita tetap bisa semakin semangat untuk mengabdi kepada NU,” katanya.
Sementara itu, Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin yang hadir secara virtual juga turut memberikan sambutan. Ia mengajak umat Islam Indonesia untuk senantiasa mencontoh sifat dan karakter Nabi Muhammad agar dapat menjadi suluh (penerang) bagi kehadiran orang lain.
Di antara teladan yang bisa kita tiru adalah bagaimana beliau melakukan perubahan masyarakat ketika itu. Salah satu yang dilakukan Nabi untuk melakukan perubahan itu adalah dengan terlebih dulu memperbaiki akhlak dan mental masyarakat.
“Dalam melakukan upaya perubahan, Nabi megutamakan terlebih dulu perbaikan akhlak karena ini fondasi dari langkah selanjutnya. Di awal masa kenabian beliau fokus pada perbahan akhlak dan mental,” jelas Kiai Ma’ruf yang juga Mustasyar PBNU ini.
Ia mengungkapkan bahwa misi yang dibawa Nabi adalah persoalan untuk bagaimana menyempurnakan akhlak Nabi. Sebagaimana yang pernah dikatakan Nabi dalam hadits, Kiai Ma’ruf mengutip, “innamaa bu’itstu li utammima makarimal akhlak”.
“Kita bangsa Indonesia yang sebagian besar beragama Islam sangat layak untuk meneladani apa yang telah beliau lakukan. Semoga bangsa kita bisa bangkit dan menjadi bangsa yang terbaik di masa mendatang,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu juga hadir secara virtual Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia memberikan apresiasi kepada PBNU yang mengadakan acara Maulid di tengah pandemi, tapi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Ia juga menjelaskan bahwa momentum peringatan Maulid Nabi harus menjadi kesempatan untuk umat Islam dalam menunjukkan kecintaan kepada Nabi Muhammad. Tak hanya itu, Anies juga mengajak untuk senantiasa mengambil hikmah, pelajaran, dan menakar seberapa dekat dengan manusia paling mulia itu.
“Tugas kenabian adalah untuk menyempurnakan akhlak. Insyaallah ktia semua menjadi pribadi yang bukan saja menunjukkan kecintaan kepada Rasulullah saat Maulid ini, tetapi juga kita meningkatkan kualitas pribadi dan akhlak kita,” ungkap Anies.
“Sehingga mudah-mudahan kita semakin dekat dengan sifat dan akhlaknya Rasulullah,” imbuhnya.
Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar pun turut mengapresiasi PBNU yang tak pernah mau ketinggalan untuk melepaskan event atau kegiatan yang berkaitan dengan Nabi Muhammad. Hal ini menunjukkan, PBNU mengajarkan soal kecintaan kepada Nabi.
Sebelum acara ini dilaksanakan, beberapa waktu lalu, Kiai Nasaruddin menceritakan didatangi oleh panitia penyelenggara dari PBNU untuk menanyakan bolehkah Masjid Istiqlal digunakan untuk kegiatan Maulid Akbar?
“Saya katakan, sebetulnya Masjid Istiqlal ini belum diresmikan penggunaannya setelah direnovasi oleh Presiden. Kemudian di sini masih ada beberapa pekerja untuk menyempurnakan Istiqlal,” jelasnya.
“Tapi karena PBNU akan menggunakan maka semuanya kita rapikan. Maka alhamdulillah sekarang ini bisa sangat bersih kembali. Inilah bukti kecintaan masjid istiqlal kepada umatnya, khususnya kepada NU. Kegiatan apa pun yang dilakukan PBNU, Insyaallah Istiqlal selalu terbuka,” tutupnya.
Acara Maulid Akbar ini diisi dengan penyampaian mauizhoh hasanah oleh Ketua Umum PBNU dan Habib Umar bin Hafidz. Sementara Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, menutup acara ini dengan doa.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad