Gelaran Bahtsul Masail Jadi Tradisi Setiap Haul di Buntet Pesantren
Jumat, 4 Agustus 2023 | 22:00 WIB
Suasana Bahtsul Masail Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Buntet Pesantren 2023 di Masjid Agung Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Kamis (3/8/2023) malam. (Foto: Humas Haul Buntet Pesantren 2023)
Cirebon, NU Online
Salah satu rangkaian dari Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren Cirebon adalah bahtsul masail. Agenda ini digelar dari tahun ke tahun, pada setiap malam Jumat menjelang haul.
"Bahtsul masail di Buntet Pesantren adalah salah satu tradisi yang sudah sangat lama dijalankan. Alhamdulillah kita bisa melaksanakan tradisi keilmuan tersebut dengan baik," tutur Panitia Haul Buntet 2023 yang menangani bahtsul masail, H Muhammad Nurul Alam Syamil Mumtaz (Ustadz Emil), Jumat (4/8/2023) dini hari.
Bahtsul masail pada Haul Buntet Pesantren 2023 telah diselenggarakan dengan dua komisi. Topik atau bahasan di Komisi A dikerjasamakan dengan Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
"Komisi A atas kerja sama panitia haul dengan LBM PBNU sehingga pesertanya terdiri dari PWNU, PCNU terpilih dan juga pondok-pondok pesantren yang secara budaya bahtsul masail sudah melekat seperti Lirboyo, Sidogiri, Ploso," ucap Ustadz Emil.
Komisi A Bahtsul Masail Haul Buntet 2023 membahas tentang relevansi istiqra atau riset yang dilakukan Imam Syafi'i mengenai menstruasi yang dialami oleh perempuan.
"Riset Imam Syafi'i tersebut dilakukan beberapa abad lalu, apakah masih relevan dilakukan pada zaman sekarang? Karena itu adalah bentuk kegalauan atau kegundahan yang dialami para kaum hawa," jelasnya.
Sementara di Komisi B, topik pembahasan yang dipilih adalah soal zakat aset produktif dan problematika rumah tangga perempuan Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau Tenaga Kerja Wanita (TKW). Dua tema itu ditentukan atas kerja sama panitia Haul Buntet dengan LBM PWNU Jawa Barat.
Lebih lanjut, Ustadz Emil menjelaskan bahwa hasil-hasil putusan bahtsul masail tersebut bisa dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat secara umum. Hal ini karena panitia memaksimalkan keberadaan media untuk menyampaikan hasil-hasil bahtsul masail.
"Makanya kami adakan bahtsul masail dengan konferensi pers, ada liputan. Ini agar memaksimalkan hasil-hasil tadi bisa dikonsumsi oleh semua kalangan, tidak hanya dari kalangan pondok atau akademisi saja, tapi semua kalangan," katanya.
"(Hasil bahtsul masail itu disampaikan) dengan yang disederhanakan sehingga masyarakat umum bisa memahaminya dengan sangat baik," imbuh Ustadz Emil.
Pewarta: Aru Lego Triono