Gubernur Lemhannas Sebut Humanitarian Islam Relevan dengan Konsensus Nasional
Rabu, 30 Oktober 2024 | 18:30 WIB
Gubernur Lemhannas Ace Hasan Syadzily saat berkunjung ke Kantor PBNU, Rabu (30/10/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Ace Hasan Syadzily menyebutkan bahwa Humanitarian Islam relevan dengan tugas Lemhannas dalam mengembangkan nilai kebangsaan sebagai konsensus nasional.
"Humanitarian Islam sebagai satu konsep besar tentang bagaimana peran agama dalam konteks pembangunan kebangsaan kita dan ini menurut kami sangat relevan karena salah satu tugas Lemhannas itu juga memantapkan nilai-nilai kebangsaan yang merupakan konsensus nasional," ujar Ace kepada NU Online di Gedung PBNU pada (30/10/2024).
Hal tersebut disampaikannya dalam kunjungan sejumlah menteri dan pejabat setingkat menteri ke PBNU. Kunjungan itu dilakukan dalam rangka sowan dan berdiskusi dengan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Menurut Ace, Humanitarian Islam merupakan konsep yang digagas oleh Gus Yahya sebagai interpretasi terma Al-Islam lil Insaniyah.
Penggunaan terma Humanitarian Islam ditujukan untuk meminimalisasi adanya mispersepsi. Sebab menurutnya, jika menggunakan istilah Islam for Humanity, maka seolah memerintahkan masyarakat dunia untuk berbondong-bondong masuk Islam.
Padahal, kata Ace, terma ini bertujuan untuk menyampaikan bahwa Islam yang melayani seluruh umat, mengabdi, dan bukan hanya untuk umat Islam saja.
Lebih lanjut, Ace menjelaskan kunjungannya ke PBNU yang bertujuan untuk meminta restu dari Gus Yahya.
"Sebagai kader NU yang diberikan tugas oleh Presiden Prabowo untuk menjadi Gubernur Lemhannas, saya perlu melakukan sowan dan mohon doa restu dari Ketua Umum PBNU Gus Yahya," ujar Ace.
Menurut Ace, dalam pertemuan tadi Gus Yahya memberikan banyak masukan penting baginya yang mengemban tugas sebagai Gubernur Lemhannas RI, khususnya dalam hal geopolitik.
"Salah satu yang disampaikan beliau, bagaimana Lemhannas bisa memberikan masukan-masukan kepada presiden terkait kebijakan geopolitik," terangnya.
Ia juga menyampaikan pendapat Gus Yahya terkait perlunya revitalisasi peran Indonesia sebagai satu kekuatan bagi dunia yang memiliki rekam jejak historis dalam peran politik global.
Hal itu, menurut Ace, dapat dilakukan dengan mendorong dan memperkuat peran global dalam politik dunia.
"Tentu pandangan dari Gus Ketum ini akan menjadi bahan kajian bagi kami di Lemhannas ya dan kami tentu merasa sangat penting sekali untuk mendorong dalam bidang agama seperti yang tadi beliau tegaskan soal Humanitarian Islam," katanya.