Gus Kautsar (tengah) dalam sebuah tayangan video di Kanal Youtube NU Online. (Foto: tangkapan layar)
Jakarta, NU Online
KH M Abdurrahman Al Kautsar (Gus Kautsar) menyebut bahwa sosok ibu merupakan kunci dari kesuksesannya. Gus Kautsar mengatakan, dirinya sering ditanya oleh orang-orang mengenai wirid yang dia miliki. Namun, ia mengaku tak punya ijazah khusus untuk bisa mencapai kesuksesan, selain menjadikan ibu sebagai ‘jimat’ dalam hidupnya.
Hal itu disampaikan dalam video berjudul Gus Kautsar Bocorkan Jimat di Balik Kesuksesannya Hari ini: Saya Hanya Punya Jimat‼️ yang diunggah Kanal Youtube NU Online, pada Selasa (26/12/2023).
“Saya setiap ditanya oleh orang-orang ‘gus, jenengan itu wiridannya apa? ijazahnya apa?’ Saya jawab kalau saya tidak punya, wong bapak saya itu tukang ngaji, bukan tukang pemberi ijazah, jadi saya tidak punya,” ucap putra KH Nurul Huda Jazuli ini.
“Tapi kalau saya ditanya mengenai jimat yang saya miliki, saya akan menjawab kalau jimat saya adalah ibu saya. Jadi saya bilang, meskipun saya seperti ini, saya punya jimat yang luar biasa, yakni ibu saya yang ala kulli hal menirakati saya dengan sungguh-sungguh,” tambahnya.
Gus Kautsar juga menyebut bahwa salah satu tugas orang tua adalah mendidik anak-anaknya sehingga bisa menjadi generasi penerus yang baik.
“Beberapa kali Allah menyebutkan kata al-abror dalam Al-Qur’an, ini adalah perkatakan dari Abdullah bin Umar, innama sammahumullahul abror liannahum barru al-aba` wal abna’. Baru disebut sebagai orang-orang abror (terpuji) jika orang tersebut benar-benar berbakti kepada orang tuanya kemudian menyiapkan generasi berikutnya, yakni anak-anaknya untuk berbakti kepada dirinya,” urainya.
Untuk itu, ia kemudian menegaskan bahwa orang tua bisa dianggap baik jika mampu menyiapkan penerus yang baik. “Jadi anda semua menjadi orang baik belum cukup sebelum menyiapkan generasi berikutnya menjadi generasi yang baik,” tegasnya.
Ia kemudian mengutip perkataan ayahnya, KH Nurul Huda Jazuli, yang sering menyebut bahwa orang yang sukses adalah orang baik yang mampu membuat sang anak meneruskan kebaikannya.
“Makanya bapak saya sering dawuh (berpesan) di mana pun itu, bahwa orang sukses itu adalah orang baik yang kemudian mampu membangun anak-anaknya menjadi penerus kebaikannya. Artinya kita menjadi orang tua itu harus baik dulu kemudian baru berharap agar anak-anak kita juga meneruskan kebaikan yang kita lakukan,” kata dia.
“Tapi kalau melihat khidmah anda semua khidmah kepada ma’had, kepada ulama, kepada Nahdlatul Ulama, insyaallah anda semua diberikan dzuriyah-dzuriyah thayibah. Semoga kita semua ditakdirkan oleh Allah memiliki anak-anak yang terhitung baik di hadapan Allah,” lanjutnya.