KH Abdurrahman al-Kautsar (Gus Kautsar) dari Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur. (Foto: YouTube NU Online)
Afina Izzati
Kontributor
Jakarta, NU Online
KH Abdurrahman al-Kautsar (Gus Kautsar) dari Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur menjelaskan betapa pentingnya seseorang yang berilmu harus berani populer karena ilmunya, supaya tidak memberikan kesempatan bagi orang yang tidak terlalu alim menjadi viral.
“Jika kalian semua sebagai santri yang setiap hari acaranya ngaji, tapi tidak bisa populer karena ilmunya, atau karena merasa ilmunya tidak pantas, merasa kurang mumpuni, maka siapa yang akan mengerti tentang kebenaran, sementara hal-hal yang bersifat kebenaran itu berada di tangan kalian,” ujar Gus Kautsar dalam tayangan YouTube NU Online, Rabu (5/10/2022) malam.
“Jika kamu tidak bisa populer karena ngalim, maka akan ada orang-orang yang tidak begitu ngalim harus viral, terpaksa viral atau disuruh viral oleh pihak-pihak tertentu,” sambung Gus Kautsar dalam video bertema Disangka Alim oleh Orang Lain: Hasil Bahtsul Masail FMPP ke-37 itu.
Dalam video dinyatakan bahwa konten tersebut memuat Keputusan Bahtsul Masail Forum Musyawarah Pondok Pesantren se-Jawa Madura (FMPP) ke-37 yang digelar di Pesantren Al-Hamid Cilangkap, Jakarta Timur, pada 13-14 Safar 1444 H/10-11 September 2022 M.
Ia menginginkan agar semua orang di seluruh Indonesia mengetahui adanya ulama dan fuqaha (ahli fiqih), yaitu orang yang dalam mengeluarkan seluruh hukum atau fatwa selalu berlandaskan catatan-catatan yang bersifat paten dari Allah swt dan Rasulullah saw. Maka dari itu, sebagai seorang yang berilmu jangan ragu dan gamang dalam berdakwah menyampaikan kebenaran.
“Mbah Moen Sarang pernah bercerita bahwa dulu kiai-kiai kita biasa duduk di gedung DPR RI. Artinya pengabdian yang dilakukan oleh Romo Kiai An'im Falahuddin Mahrus, misalnya, untuk duduk di Senayan adalah bukan hal yang baru,” ungkapnya.
“Dulu kiai kita sudah biasa di situ. Tidak hanya sekedar ikut memecah kebuntuan yang ada, tetapi beliau lebih diharapkan untuk menjadi payung hukum yang bersifat kebangsaan atau tata negara,” tambah Gus Kautsar.
Pada acara bahtsul masail itu, Gus Kautsar juga berharap agar semua perundang-undangan yang akan diluncurkan oleh para anggota dewan di Senayan itu berlandaskan hukum yang diputuskan oleh teman-teman di Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP).
“Bagi teman-teman musyawirin saya minta jangan kemudian kalian merasa puas dengan apa yang kalian capai hari ini. Saya yakin kalian yang diberangkatkan ke sini, dari pondok baik dari Lirboyo, Ploso, dan dari mana pun itu adalah kader terbaik yang dimiliki oleh pondok masing-masing. Semoga kita semua mendapatkan berkah,” pungkasnya.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua