Gus Miftah: Tidak Sehat Pamer Harta Berulang Kali di Medsos
Sabtu, 17 April 2021 | 06:30 WIB
Jakarta, NU Online
Aksi pamer harta kekayaan di media sosial (medsos) dari kalangan selebriti tengah ramai diperbincangkan warganet. Lantaran banyak menilai tak patut dipertontonkan di tengah kesulitan perekonomian masyarakat karena dampak Covid-19.
Pendakwah KH Miftah Maulana Habiburrahman atau yang lebih dikenal Gus Miftah menilai aksi pamer harta kekayaan di Medsos itu karena tuntutan sebuah konten. Meski demikian, Gus Miftah tidak membenarkan jika hal itu dipertontonkan berulang kali.
"Kalau mereka memposting sekali, dua kali di medsos dalam rangka mengapresiasi bahwa mereka mampu melakukan itu, menghargai pekerjaannya saya pikir tidak ada masalah. Tapi jika terus menerus seperti itu saya pikir tidak sehat," katanya di acara Kamar Rosi seperti dilihat NU Online di Youtube KompasTV, Sabtu (17/4).
Bahkan, Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, Yogyakarta itu tidak setuju jika ada orang yang mampu mencari uang, tapi tidak mampu menikmati uangnya. Tapi ditegaskan bahwa tidak selamanya menikmati uang harus dengan cara memamerkannya ke publik.
"Saya pikir menikmati uang itu tidak selamanya pamer. (Tapi) salah satunya berbagi, membantu, dan itu tidak perlu dipamerkan," terang dai Nahdatul Ulama ini.
Menurut dia, orang yang betul-betul kaya adalah orang yang tidak pernah memamerkan harta kekayaannya. Apa lagi kata dia, memamerkan kekayaan di tengah pandemi Covid-19 saat banyak orang kesulitan ekonomi dapat menyakiti perasaan banyak orang.
"Saya punya banyak sekian teman konglomerat, tapi teman konglomerat itu justru tidak memamerkan kekayaannya. Apa lagi, di era-era Pandemi Covid-19 seperti ini yang banyak orang susah," ungkap Gus Miftah.
Gus Miftah mengatakan, ukuran keberhasilan seseorang bukan dilihat dari harta kekayaannya dan barang-barang mewahnya. Tapi keberhasilan seseorang jika dirinya bisa memberi manfaat kepada orang lain.
"Ukuran keberhasilan itu seberapa banyak manfaatmu kepada orang lain. Makanya kamu harus mikir postingan (kekayaan) itu nambah orang termotivasi atau justru orang dihina oleh postingan kamu. Ada nggak manfaatnya postingan kamu?" ucapnya.
Meski begitu, Gus Miftah tidak menafikan jika memposting harta ada orang yang termotivasi. Tapi ada juga yang meresa terhina, tersakiti perasaannya. Oleh karena itu, dia lebih setuju jika media sosial digunakan menyiarkan kegiatan sosial berbagai.
"Kalau anda pamer kebaikan, sedekah dan lainnya saya justru dukung. Supaya ini menjadi syiar, orang lain juga mau untuk melakukan hal yang sama," pungkas pria kelahiran Lampung, 5 Agustus 1981 itu.
Pewarta: Ridwan
Editor: Fathoni Ahmad