Lumajang, NU Online
H Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah mengajak umat manusia untuk saling meningkatkan kerukunan. Karena sejatinya kerukunan selalu diharapkan mayoritas umat. Bahkan Allah sendiri menginginkan makhluk terbaikNya untuk saling rukun, dan sebaliknya, Allah tidak suka dengan makhlukNya yang tidak rukun.
Gus Miftah lantas berkisah Nabi Musa dan umatnya saat Allah memberikan ujian kemarau panjang. Situasi yang cukup panas kala itu mengakibatkan banyak umat Nabi Musa yang kekurangan air. Bahkan saking panasnya, sebagian umatnya saat itu meninggal dunia.
"Di zaman Nabi Musa AS umatnya dilanda kekeringan panjang sampai banyak yang meninggal dunia," katanya saat memberikan ceramah agama di Alun-alun Lumajang, Jawa Timur, Senin (9/12) malam.
Mengetahui situasi kian memburuk, Nabi Musa pun berinisiatif untuk melakukan shalat istisqa dengan umatnya. Shalat istisqapun kemudian dilakukan, namun Allah SWT tidak juga menurunkan hujan. Tak patah arang, Nabi Musa mengerjakan shalat istisqa yang kedua kalinya, tetapi hujan belum juga turun. Begitupun demikian dengan shalat yang ketiga kalinya.
"Akhirnya Nabi Musa matur kepada Allah, kenapa masih belum diturunkan hujan," lanjut Gus Miftah meneruskan kisahnya.
Jawaban yang diterima Nabi Musa saat itu tidak disangka sebelumnya. Bahwa penyebab Allah tidak menurunkan hujan meski sudah melaksanakan shalat istisqa tiga kali adalah lantaran di antara umatnya ada yang tidak rukun. Mereka kendati menjadi satu umat, namun masih menyimpan sifat saling membenci, saling tidak suka, iri hati, dan sebagainya.
"Allah menjawab, Aku tidak bakal menurunkan hujan, karena umatmu ada yang tidak akur dengan temannya sendiri, tidak saling menghormati, tidak menjunjung tinggi toleransi. Selama itu mereka lakukan, selama itu juga Aku tidak akan memberikan hujan," ujar Gus Miftah dengan gaya bahasa khasnya sendiri saat menerjemahkan firman Allah.
Setelah mengetahui penyebab Allah tidak menurunkan hujan berkepanjangan, Nabi Musa segera mengumpulkan umatnya untuk saling akur kembali.
Kerukunan antarsesama menurut Gus Miftah adalah salah satu intisari ajaran agama. Tidak ada agama Allah yang mengajarkan umatnya untuk saling membenci dan tidak rukun.
Jika ada umat atau kelompok yang justru mengajak atau memprovokasi kelompok lainnya, mereka sesungguhnya sudah menyimpang dari nilai-nilai dan ajaran agama itu sendiri. Terlebih agama Islam yang senantiasa menjunjung tinggi sikap kerukunan, toleransi, dan sebagainya.
"Orang yang tidak rukun itu adalah orang yang gagal paham tentang Islam, menafsirkan agama Islam hanya dengan kemampuan akalnya," tuturnya.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Muhammad Faizin