Gus Yahya: Kita Butuh Gerakan Sosial yang Strategis dan Efektif
Jumat, 12 Agustus 2022 | 20:30 WIB
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat menyampaikan amanat pada Kongres XX IPNU dan Kongres XIX IPPNU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat (12/8/2022). (Foto: NU Online/Suwitno).
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa NU membutuhkan gerakan sosial yang mampu berperan secara strategis dan efektif. Hal itu lantaran yang dikelola yakni masyarakat dengan skala yang begitu besar seperti Indonesia.
Alih-alih sebatas capaian yang dihitung secara kuantitatif seperti angka-angka pertumbuhan, menurut Gus Yahya, bangsa ini membutuhkan capaian-capaian yang lebih substansial terkait dengan keadaan-keadaan nyata dari kehidupan manusia-manusianya.
“Kita harus mempunyai perhatian lebih kepada kondisi manusia, kepada human condition, dan bukan hanya angka-angka,” kata Gus Yahya dalam Pembukaan Kongres XX IPNU dan Kongres XIX IPPNU di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, pada Jumat (12/8/2022) sore.
Kondisi kehidupan yang nyata itu, sambung Gus Yahya, hanya bisa ditangani dengan kerja-kerja nyata di akar rumput. “Kondisi kehidupan manusia yang nyata itu hanya bisa kita address, bisa kita tangani melalui pekerjaan-pekerjaan nyata di akar rumput, on the ground, tidak hanya dengan pantauan-pantauan dari kejauhan,” tuturnya.
Gus Yahya mengatakan, NU merupakan entitas sosial yang sangat besar, tetapi kebesarannya belum dirasakan oleh masyarakat. Untuk memaksimalkan peran NU, menurutnya, maka terlebih dahulu harus dibentuk tata kelola organisasi yang teratur.
“NU harus menjadi organisasi yang padu, yang koheren, yang tidak centang perenang ke sana kemari secara tidak beraturan, tapi mampu bergerak bersama dalam jalur strategis. NU bertekad untuk melaksanakan ini dengan harga apa pun,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU (PP IPNU) Aswandi Jailani menyampaikan bahwa di bawah kepemimpinannya, PP IPNU memiliki program panca-khidmat, yaitu: (1) penguatan dan konsolidasi organisasi, (2) penguatan kaderisasi, (3) pengembangan inovasi, (4) pemantapan ideologi, dan (5) ketahanan informasi.
“Alhamdulillah, penguatan atau konsolidasi organisasi kita tuntaskan periode ini meskipun belum maksimal, yaitu kita keluarkan regulasi terkait program terkait klaster dan akreditasi. Sekarang seluruh cabang dan wilayah IPNU di seluruh Indonesia melalui proses klasterisasi dan akreditasi,” terang kader IPNU asal Jambi itu.
Hajat besar pelajar NU ini dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Prof Muhammad Mahfud MD mewakili Presiden Joko Widodo. Kegiatan ini dihadiri juga oleh Menteri Agama sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor H Yaqut Cholil Qoumas dan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP) dan Ketua Umum PP IPNU 2000-2003 H Abdullah Azwar Anas.
Hadir pula Ketua Majelis Alumni IPNU H Hilmi Muhammadiyah, Ketua Majelis Alumni IPPNU Safira Machrusa, Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga H Asrorun Niam Soleh, Anggota DPR RI Saifullah Tamliha, serta ketua umum PP IPNU dan ketua umum PP IPPNU dari masa ke masa.
Kontributor: Fajar Sodik
Editor: Syakir NF