Jakarta, NU Online
Saat memberikan kajian dalam kegiatan Rangkaian Rihlah ke Indonesia di Jakarta pada Senin (21/8/2023), Habib Umar bin Hafidz menjelaskan tentang hukum musik dan syair-syair yang digunakan dalam musik. Penjelasan yang menggunakan Bahasa Arab ini dialih bahasakan ke bahasa Indonesia oleh Habib Jindan bin Novel.
Dalam penjelasannya, Habib Umar menjelaskan bahwa para pemusik adalah orang-orang yang bekerja pada bidang yang berhubungan dengan cita, rasa, dan batin seseorang. Sehingga para pemusik ini mempelajari apa yang menjadikan orang nyaman melalui suara-suara dan syair-syair.
Baca Juga
Mengenal Sosok Habib Umar bin Hafidz
“Sebab bermain dengan perasaan, maka dia harus tahu apa yang membuat orang paling nyaman. Bukan cuma musik saja, zikir pun juga, doa pun juga, ibadah pun juga,” jelasnya dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube Nabawi TV, Senin (21/8/2023).
Habib Umar mengingatkan para pemusik untuk tidak menggunakan alat-alat yang memang diharamkan dalam syariat. Sebaliknya, mereka boleh menggunakan alat-alat musik yang dihalalkan. Terkait syair-syair yang digunakan, Habib Umar juga mengingatkan para pemusik untuk menggunakan syair yang membangkitkan kebaikan.
“Apabila yang dia bangkitkan adalah hal-hal yang buruk, sehingga bangkit keinginan yang lebih buruk, ataupun juga berisi ucapan-ucapan yang buruk, mengajak kepada keburukan, maka itu diharamkan dan tidak baik,” jelasnya.
Namun jika isinya mengajak kepada kebaikan dan membangkitkan hal-hal yang baik pada diri seseorang, maka hal itu menurutnya menjadi hal-hal yang baik pula.
Habib Umar pun mengungkapkan ada beberapa musik yang isinya itu penuh hikmah dan mengajak orang untuk berbuat baik seperti berbakti kepada orang tua, mendorong untuk memperkuat silaturahmi, dan mengajak seseorang untuk membantu dan peduli kepada sesama. Maka musik ini menurutnya merupakan bagian dari kebaikan dan bagian dari dakwah yang baik.
Habib Umar mengisahkan bahwa ketika seorang penyair (seniman) bernama Sayyidina Hasan bin Tsabit yang merupakan sahabat Rasulullah banyak membuat syair yang isinya memuji dan membela Nabi dari cacian kaum kafir, maka Nabi Muhammad pun menyemangati dan mendukung apa yang dilakukan Hasan bin Tsabit.
“Sesungguhnya Jibril dan Mikail senantiasa bersama Engkau di dalam syairmu manakala syairmu itu isinya membela kepada Nabi Muhammad saw,” katanya.
Begitu juga sebuah kisah yang mengungkapkan seorang seniman penyair orang Arab terdahulu sebelum Nabi Muhammad bernama Umayyah. Ia banyak membuat syair-syair yang berisi kebaikan dan penuh hikmah. Alkisah Nabi bertanya kepada sahabat apakah ada yang banyak hafal syair Umayyah. Kemudian ada sahabat yang hafal dan menyampaikannya kepada Nabi. Mengetahui hal tersebut Nabi Muhammad meminta syair-syair lainnya dari Umayyah sampai hampir 100 bait.