Halaqah Fiqih Peradaban di Pesantren Kauman Lasem Hasilkan 9 Rekomendasi
Rabu, 21 Desember 2022 | 23:15 WIB
Suasana Halaqah Fiqih Peradaban di Pesantren Kauman Lasem, Selasa (20/12/2022). (Foto: YouTube Pondok Kauman Lasem)
Rembang, NU Online
Halaqah Fiqih Peradaban bertema Fiqih Siyasah dan Tatanan Dunia Baru yang digelar di Pesantren Kauman Lasem, Rembang, menghasilkan sembilan rumusan rekomendasi. Hal itu disampaikan oleh Pengasuh Pesantren Assholatiyah KH Ahmad Attabik dalam tayangan YouTube Pondok Kauman Lasem, Selasa (20/12/2022).
Pertama, perlunya melakukan pemahaman terhadap teks-teks keagamaan sehingga kita mampu menjawab secara tegas dan lugas problematika kekinian. Baik terkait fiqih siyasah, fiqih perempuan, fiqih minoritas, maupun fiqih hubungan antaragama.
Kedua, perlu meneguhkan prinsip rahmatan lil ‘alamin dalam melakukan reintegrasi teks-teks keagamaan kita, sehingga mampu menghadirkan Islam yang damai dan berpihak pada kaum dhuafa.
Ketiga, penguatan pemahaman terhadap khazanah Islam klasik kutubut turats dengan diintegrasikan keilmuan lain yang terkait untuk dikontekstualisasikan dengan situasi peradaban saat ini.
Keempat, memberikan kritik dan saran (nasihat) kepada negara atau pengampu kebijakan secara aktif agar melahirkan kebijakan negara yang bertumpu pada kemaslahatan masyarakat.
Kelima, dalam menyikapi undang-undang pesantren dan perpres dana abadi pesantren, PBNU melalui RMI perlu mendorong dan mendampingi pesantren dalam pengelolaan pesantren secara modern.
Keenam, penguatan pesantren oleh NU secara institusional dengan memberi apresiasi kepada kaum perempuan khususnya kaum marginal, minoritas lainnya dengan membuat kurikulum yang sesuai dengan prinsip keadilan.
Ketujuh, mendorong lahirnya kader-kader santri yang handal di berbagai lini kehidupan terutama dalam bidang agama, sosial, ekonomi, hukum, dan politik sehingga turut menjadi penentu kebijakan negara yang adil dan beradab di masa mendatang.
Kedelapan, pentingnya peran dan kontribusi NU baik di level lokal, nasional, maupun global dalam memberikan kontribusi pada tatanan dunia.
Kesembilan, pentingnya penyesuaian diri kader NU terhadap perubahan zaman serta perkembangan teknologi dan keilmuan yang begitu cepat dengan tetap berpegang pada ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah.
Bahan musyawarah internasional
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Muzammil, dalam sambutannya menyampaikan bahwa hasil Halaqah Fqih Peradaban nantinya digunakan sebagai bahan untuk musyawarah internasional oleh para alim ulama yang ada di dunia ini.
“Bagaimana Islam bersikap dalam menghadapi perubahan-perubahan yang sangat cepat. NU memiliki pandangan tawasuth dalam arti komitmen pada ajaran Rasulullah saw dan sahabatnya sebagai pemimpin umat yang mengedepankan nilai-nilai persaudaraan, kemanusiaan, kebahagiaan, dan kebaikan-kebaikan dunia akhirat,” tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Pengasuh Pesantren Kauman Lasem, KH M Zaim Ahmad, bahwa NU menjadi pionir bagi tatanan dunia baru kekinian dan keakanan.
“Sebagai organisasi besar di dunia tentu NU diharapkan menjadi pemimpin dari semua kisi-kisi keakidahan, kesyariatan, dan semua hal terkait dengan agama dan kehidupan,” pungkas Gus Zaim, sapaan akrabnya.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori