Halaqah Fiqih Peradaban sebagai Sumbangan NU dalam Diplomasi Global
Ahad, 2 Oktober 2022 | 11:45 WIB
Halaqah Fiqih Peradaban dengan tema Fiqih Siyasah dan Tatanan Dunia Baru di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, Ahad (2/10/2022). (Foto: NU Online/Syaifullah Ibnu Nawawi)
Probolinggo, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tengah menyiapkan program prestisius berupa halaqah fiqih peradaban. Kegiatan berlangsung selama 5 bulan di 250 titik dan 50 pendamping hingga akhir Januari 2023 mendatang.
"Ini boleh dikata sebagai program ambisius dari Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf," kata KH Ulil Abshar Abdalla, Ahad (2/10/2022).
Penegasan ini disampaikan Gus Ulil saat membuka Halaqah Fiqih Peradaban dengan tema Fiqih Siyasah dan Tatanan Dunia Baru. Kegiatan dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur.
Dikemukakan Ketua Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU ini bahwa halaqah yang digelar secara maraton tersebut memiliki tujuan mulia. Yakni bagaimana melibatkan pesantren dalam mendiskusikan masalah kekinian.
"Nantinya, kegiatan halaqah yang dilaksanakan di banyak tempat ini untuk memberikan masukan pada Muktamar Internasional Fiqih Peradaban yang akan berlangsung saat peringatan 1 Abad NU 16 Rajab 1444 H yang bertepatan 7 Februari 2023,” jelasnya.
Dirinya kembali menegaskan pentingnya kegiatan halaqah yang diselenggarakan setidaknya dua kali dalam sehari atau 60 kali selama sebulan tersebut.
"Ini adalah sumbangsih NU dalam diplomasi global," tegasnya.
Disampaikannya bahwa melibatkan pesantren dalam membincang persoalan kekinian sangatlah mendesak. Demikian pula forum yang ada sebagai sarana kaderisasi ulama khas pesantren di Tanah Air.
Karena itu, Gus Ulil sangat berharap usai kegiatan halaqah yang digelar di banyak tempat tersebut, akan ada rekomendasi dan masukan pada puncak muktamar internasional mendatang.
"Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan dukungan dari para kiai dan ulama pesantren agar kegiatan ini berjalan sesuai harapan," harap dia.
Pengasuh Pesantren Nurul Jadid, KH Zuhri Zaini sangat mengapresiasi terhadap kepercayaan PBNU sehingga pelaksanaan halaqah diselenggarakan di pesantren ini.
"Semoga tidak kapok untuk menjadikan Pesantren Nurul Jadid sebagai lokasi kegiatan halqah mendatang," pintanya.
Halaqah fiqih peradaban kali ini menghadirkan sejumlah kiai dan akademisi. Yakni Afifuddin Muhajir yang juga Rais PBNU, KH Ulil Abshar Abdalla, Muhammad Al-Fayyadl dari Pesantren Nurul Jadid, serta dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, M Syaeful Bahar.
Kontributor: Syaifullah Ibnu Nawawi
Editor: Kendi Setiawan