Nasional

Halaqah Guru NU Kuatkan Kewirausahaan dan Peran Pemersatu Bangsa

Ahad, 26 Mei 2019 | 09:45 WIB

Halaqah Guru NU Kuatkan Kewirausahaan dan Peran Pemersatu Bangsa

Wakil Ketua Pergunu, Aris Adi Laksono

Jakarta, NU Online

Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) menggelar Halaqah Ramadhan dirangkai dengan Tasyakuran, Bedah Buku dan Buka Puasa Bersama di Gedung PBNU di Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (25/5).

Wakil Ketua Pergunu, Aris Adi Laksono mengatakan halaqah diadakan untuk silaturahim sekaligus penguatan bagi guru-guru NU. Menurut Aris, guru memiliki posisi sangat strategis dengan ruang intim antara murid dengan guru, kemudian antara murid dengan orang tua untuk mewariskan ideologi kebangsaan, ajaran Islam ramah.

"Apalagi dalam Sarasehan Kebangsaan Pergunu yang digelar di Lampung beberapa waktu lalu, salah satu rekomendasinya adalah Pergunu menggagas Guru Pemersatu Bangsa," kata Aris.

Guru Pemersatu Bangsa, kata Aris juga menguatkan Pergunu di seluruh Indonesia, tidak hanya terpusat hanya di Pulau Jawa. Itu sebabnya, dalam dua kegiatan seperti Rakernas, Pergunu memilih tempat NTB dan Lampung.

Keterlibatan Pergunu di berbagai daerah semakin dibuktikan. Saat ini kepengurusan Pergunu telah ada di seluruh Indonesia. Selain itu, dari kegiatan pengiriman guru-guru NU yang bekerjasama dengan Kementerian Agama melalui Bina Kawasan pada tahun 2017-2018, di mana para relawan mengajar di daerah perbatasan, guru-guru NU yang ditugaskan turut melakukan beragam kegiatan pengabdian masyarakat.

"Relawan Pergunu melalui program Bina Kawasan yang ditugaskan ke Papua, misalnya, mereka ikut membina majelis taklim, menggerakan kegiatan kepemudaan," terangnya.

Aktivitas mereka selama bertugas juga diberitakan di media masa, sehingga dapat memacu guru lainnya serta berdampak pada daerah tempat bertugas. Untuk itu, Pergunu tengah mendorong 20 guru yang terlibat di program Bina Kawasan untuk mempublikasikan dalam bentuk catatan.

Selain pembinaan kebangsaan melalui Guru Pemersatu Bangsa, hasil Sarasehan Nasional Pergunu di Lampung juga menekankan pentingnya kewirausahaan bagi para guru melalui gerakan Teacherpreneur. Gerakan tersebut sebagai usaha peningkatan kesejahteraan dalam ekonomi anggota Pergunu. Gerakan ini dibangun atas kesadaran pemberdayaan komunitas berbasis ekonomi kerakyatan dan kearifan lokal dengan muatan media digital.

"Jika guru-guru NU mampu mewujudkan kemandiriannya, mereka akan lebih ikhlas dalam tugas pengabdian mencerdaskan kehidupan bangsa," lanjutnya.

Untuk itu, sangat tepat halaqah menghadirkan pembahasan entreprenuership, sebagai tema utama.

Selain oleh guru-guru NU di DKI Jakarta, halaqah juga diikuti para guru NU dari Bandung, Bogor, Tasikmalaya, dan Banten. Hadir juga perwakilan dari organisasi profesi guru lainnya.

Sementara para pembicara yang hadir adalah Ketua Umum Pergunu, KH Asep Saifuddin Chalim; penulis buku Manajemen Kemitraan, Romi Siswanto; Direktur Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kementerian Agama, Imam Safei; Dewan Pakar Pergunu yang juga Rektor Universitas Terbuka, Ojat Darojat; pegiat pendidikan asal Jawa Timur, Hudiyono; Pengurus Pergunu, Ilyas Indra. (Kendi Setiawan)


Terkait