Jakarta, NU Online
Percepatan vaksinasi Covid-19 pada anak usia 12-17 tahun sudah dimulai. Sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), proses vaksinasi menggunakan Vaksin inactivated buatan Sinovac yang telah mengantongi izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta sudah teruji secara klinis pada fase pertama dan kedua.
"Vaksinasi anak ini sudah direkomendasikan oleh IDAI dan ini aman," kata salah seorang anggota IDAI DKI Jakarta, dr Ined Wan Nedra kepada NU Online, Senin (5/7).
Ined menuturkan, IDAI sangat mendorong pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak. Apalagi setelah BPOM memberikan izin penggunaan vaksin Sinovac untuk anak usia 12-17 tahun, karena hal itu bisa menekan kasus Covid-19 khususnya di kalangan anak-anak.
"Selain Vaksin untuk orang dewasa, vaksinasi anak juga sangat bermanfaat di masa-masa kritis seperti sekarang ini," tuturnya.
Ia menginformasikan, proses vaksinasi dapat dilakukan di tempat pelayanan kesehatan atau lembaga-lembaga pendidikan yang telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat untuk mempermudah proses monitoring.
"Kalau mau di klinik tentu harus mendaftar terlebih dahulu untuk meminimalisasi antrean yang bisa menyebabkan kerumunan," terang Dokter Spesialis Anak ini.
Dijelaskannya, mekanisme vaksinasi dan dosis yang diberikan antara orang dewasa dan anak 12-17 tahun adalah sama. Dengan dilakukan screening, pelaksanaan dan observasi. Dosis dan jumlah penyuntikkan vaksin Sinovac dilakukan 2 kali dengan rentang jarak penyuntikkan 14 hari (0,5 ml per dosis).
"Sebelum vaksin kami melakukan peninjauan dulu, karena anak-anak kan perlu kehati-hatian. Kalau untuk dosisnya dewasa dan anak, sama," jelas Dokter lulusan Universitas Indonesia ini.
Direktur Klinik Asshomadiyah ini menyebutkan, di tengah lonjakan kasus harian Covid-19, tercatat proporsi kasus positif Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun sebesar 12,5 persen. Artinya 1 dari 8 kasus positif Covid-19 adalah anak-anak. Sedangkan, case fatality rate (angka kematian) Covid-19 pada anak di Indonesia merupakan tertinggi di dunia sebesar 3-5 persen.
Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi