Nasional

Cara Mengatasi Gejala Pasca Vaksinasi 

Senin, 5 Juli 2021 | 14:00 WIB

Cara Mengatasi Gejala Pasca Vaksinasi 

Ilustrasi vaksin Covid-19

Jakarta, NU Online


Direktur Utama Asshomadiyah Madicare Center, dr Ined Wan Nedra Komaruddin, menyebutkan bahwa terdapat kemungkinan efek samping setelah melakukan vaksinasi. Hal tersebut merupakan tanda normal bahwa tubuh sedang membangun perlindungan. 


"Sebenarnya tergantung antibodi di tubuh. Tujuan vaksin sendiri kan membentuk antibodi," kata dr Ined kepada NU Online, Senin (5/7).


Menurutnya, di saat sistem kekebalan bekerja melawan infeksi, tubuh bisa saja mengalami beberapa keluhan, seperti demam, menggigil, nyeri di tempat suntikan, mual, dan gejala lain yang mirip penyakit Covid-19 dan biasanya terjadi setelah mendapatkan dua dosis vaksin secara lengkap. 


dr Ined menyampaikan bahwa kondisi tersebut dapat dialami secara berbeda. Bahkan, pada sebagian penerima vaksin mungkin tidak merasakannya. "Bila yang dirasakan adalah rasa lelah dan mengantuk, tidak perlu khawatir berlebihan. Cukup beristirahat agar tubuh bisa segar kembali," terang Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DKI Jakarta ini. 


Ia juga menjelaskan bahwa sebagian besar efek samping bersifat ringan dan hanya sementara. Namun, bagi orang yang alergi terhadap kandungan vaksin berkemungkinan terjadi efek samping lain, seperti kesulitan bernapas dan muncul ruam kemerahan di sekujur tubuh. Oleh karena itu, dianjurkan untuk segera melaporkan ke tenaga medis. 


“Jika mengalami nyeri atau rasa sakit setelah vaksinasi jangan sampai dibiarkan, bicarakan dengan dokter. Nanti, dokter akan memberikan obat peredanya," terang dokter Lulusan Universitas Indonesia ini. 


Lebih lanjut, ia menekankan, agar tidak sembarangan mengonsumsi obat-obatan pereda rasa nyeri sebelum vaksinasi, sekalipun tujuannya untuk mencegah kemungkinan efek samping. Karena obat-obatan tersebut dapat mempengaruhi kerja vaksin. 


"Kami dari IDAI maupun Ikatan Dokter Penyakit Dalam (IDPD) sangat tidak menganjurkan pengonsumsian obat-obatan sebelum divaksin," tegas Dokter sekaligus Dosen Fakultas Kedokteran Universitas YARSI itu.


Mengingat hal itu, ia meminta masyarakat untuk lebih selektif dalam menerima informasi terkait vaksinasi. Sebab, pandangan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 akan sangat dipengaruhi oleh hoaks-hoaks yang beredar. Maka salah satu yang harus dikerjakan dalam komunikasi publik adalah meluruskan berita-berita hoaks yang ada sesegera mungkin. 


"Semoga kita dapat memenangkan peperangan melawan hoaks ini dalam rangka memenangkan peperangan melawan Covid-19," harapnya. 


Kontributor: Syifa Arrahmah 
Editor: Syakir NF