Malang, NU Online
Sebagai organisasi sosial keagamaan yang bersifat struktural, Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai banyak program dan agenda yang harus dijalankan. Sementara upaya perwujudan program tentu membutuhkan biaya.
Gerakan Kotak Infaq Nahdlatul Ulama (Koin NU) adalah salah satu wujud kemandirian organisasi. Dengan demikian, kebutuhan jamiyah dapat tercukupi dari dana yang dihimpun nahdliyin atau warga NU.
Gerakan ini digalakkan oleh NU Care-Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdatul Ulama (LAZISNU) guna menjadi wadah perekonomian. Kegiatan juga sebagai ajang silaturahim antarnahdliyin yang dipusatkan di Masdjid Al-Muhajirin, Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Hal tersebut tercermin dari acara yang digelar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Bululawang, Selasa (17/12).
"Pengumpulan Koin NU kali ini ditempatkan di Desa Bakalan. Beberapa program sudah terlaksana juga sebagai contoh di desa lain," kata Alfian Ghozi Zamzami sebagai Ketua Unit Pengumpul Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (UPZISNU) Desa Bakalan.
Ia juga memaparkan bahwa acara ini kali pertama diselenggarakan di Bakalan. Selama kegiatan berlangsung, turut disampaikan bagaimana program yang ada dapat dijalankan, serta manfaat yang bisa diraih. Harapannya, dengan mengetahui seluruh hal dan kegunaan, dapat ditiru di tempat berbeda.
“Kan ini pertama kalinya donasi dan menggalang dana atau fundraising ditempatkan di Desa Bakalan selama setahun ini. Jadi, kami memaparkan sedikit program agar dicontoh,” ujarnya.
Program UPZISNU Desa Bakalan di antaranya bantuan untuk kematian, sembako bagi dhuafa, santunan kesehatan, santunan yatim piatu, bantuan untuk langgar dan Taman Pendidikan al-Qur’an se-Desa Bakalan setiap bulan.
"Bantuan yang disalurkan tidak selalu berbentuk uang, tapi terkadang juga barang, tergantung ke mana bantuan itu disalurkan," ungkapnya.
Sebagai ikhtiar kebaikan, maka dari program ini diharapkan bisa juga dilaksanakan di sejumlah kawasan. Kendati tidak seluruh cara dapat sesuai dengan daerah dan kawasan, dengan demikian harus disesuaikan kondisi masyarakat setempat.
"Nantinya sistem kami dalam melaksanakan program-program ini akan dikloning ke desa lain," urainya.
Selain pengumpulan Koin NU dan konsolidasi pengurus, acara ini juga dirangkai dengan reuni serta rapat koordinasi alumni Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama atau PKPNU angkatan 4, 24, dan 32. Beberapa tokoh penting juga hadir.
“Acara fundraising ini termasuk spesial karena dihadiri lengkap dari MWCNU Kecamatan Bululawang, LAZISNU, termasuk ibu Nyai Latifah selaku Pengasuh Pesantren An-Nur 2, dan masih banyak lagi. Padahal biasanya fundraising di kecamatan itu sepi,” paparnya.
Menurutnya, keberhasilan yang telah diraih dapat dijadikan sebagai pilot project atau pusat percontohan dari tingkat ranting. Bahwa bila ditangani dengan sungguh-sungguh, UPZISNU berhasil menggerakkan Koin NU.
“Kami berharap kemandirian umat akan terwujud melalui LAZISNU ini,” pungkasnya.
Kontributor: Zaiyana N Ashfiya, Bellgis Avrianzah
Editor: Ibnu Nawawi