Sejumlah ustadz, dai, atau ulama turut memberikan warna dalam sikap dan cara pandang generasi muda. Namun masalahnya, tidak semua pesan yang disampaikan ideal dalam membentuk pribadi yang ideal.
Jakarta, NU Online
Internet masih menjadi primadona bagi manusia modern. Ia menjadi alat penopang kemudahan berbagai aktivitas, menjangkau beragam lini, termasuk hal-hal yang dianggap kudus: agama.
PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, misalnya, pada penghujung 2017 menghimpun data bahwa anak-anak muda gemar mencari pengetahuan agama melalui internet (blog, website, dan media sosial).
Hasil yang mirip juga dikemukakan Alvara Research Center (2019). Hasil penelitian Alvara menyatakan bahwa Youtube, situs internet, dan Facebook sebagai rujukan informasi keagamaan bagi generasi muda. Generasi Z dan Y cukup banyak yang merujuk ke tiga online platform ini dibanding generasi X.
Data di atas menjadi gambaran betapa dunia digital memiliki pengaruh signifikan dalam mengonstruksi cara berpikir dan bersikap generasi muda di sektor keagamaan.
Rimba dunia maya yang cenderung bebas membuat semua orang memproduksi dan mengkonsumsi konten apa saja. Sayangnya, prosentase intoleransi terhadap kelompok berbeda paham masih tinggi meski moderatisme keagamaan masih di atas 50 persen, menurut Alvara Research Center (2019).
Sejumlah ustadz, dai, atau ulama turut memberikan warna dalam sikap dan cara pandang generasi muda. Namun masalahnya, tidak semua pesan yang disampaikan ideal dalam membentuk pribadi yang ideal. Sebagian bahkan dikenal sebagai provokator dan pendorong permusuhan dengan kelompok lain.
Berangkat dari kondisi di atas, NU Online bekerja sama dengan INFID membuka pendaftaran Pelatihan Dai Milenial pada 10 April sampai 30 Mei 2020. Pelatihan yang bertemakan "Dakwah Digital untuk Perdamaian" ini dimaksudkan supaya nantinya, para peserta mengampanyekan pesan-pesan damai melalui dunia digital.
Sesuai dengan jadwal yang ditentukan, hari ini merupakan tahap pengumuman nama-nama yang terpilih menjadi peserta setelah sebelumnya melewati fase penjurian selama beberapa hari. Dari hasil diskusi dewan juri, terpilih 15 nama terbaik untuk selanjutnya menjadi peserta pelatihan dai milenial.
Salah seorang dewan juri pelatihan ini, Mahbib Khoiron mengatakan, pihaknya menetapkan 15 nama tersebut berdasarkan keselarasan isi video dan tulisan yang dikirim calon peserta dengan tema yang ditentukan panitia.
Peserta terpilih berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagaimana ketentuan di pemberitahuan awal. Adapun 15 nama yang terpilih, ialah:
1. Su'udin Aziz (Bojonegoro, Jawa Timur)
2. Muhammad Imam Haromain SE (Pasuruan, Jawa Timur)
3. R. Ahmad Nur Kholis (Pamekasan, Jawa Timur)
4. Ahmad Mundzir (Grobogan, Jawa Tengah)
5. Ulin Nuha Karim (Sragen, Jawa Tengah)
6. Muhammad Abdul Fatah (Surabaya, Jawa Timur).
7. Ina Rotul Ain (Batang, Jawa Tengah)
8. Millatul Miskiyyah (Grobogan, Jawa Tengah)
9. Mochammad Ali Zainal Abidin (Jember, Jawa Timur)
10. Alif Silfiyah Luthfiyah (Pati, Jawa Tengah)
11. Muhammad Taufiq (Pamekasan, Jawa Timur)
12. Husnul Haq (Bojonegoro, Jawa Timur)
13. Ahmad Muntaha AM (Magelang, Jawa Tengah)
14. Nur Isti Faizah (Wonosobo, Jawa Tengah)
15. Ahmad Naufa KF (Purworejo, Jawa Tengah).
Pengurus Lembaga Dakwah PBNU, Ustadz H Syaifullah Amin mengungkapkan apresiasnya atas pelatihan dai milenial dakwah digital untuk perdamaian ini. Baginya, pelatihan semacam ini adalah salah satu upaya mewujudkan kelahiran dai-dai andal di dunia digital dari generasi Y dan Z.
"Upaya ini sangat layak diapresiasi dan didukung untuk terus dilaksanakan ke depannya," kata Ustadz Amin.
Menurutnya, kesiapan kader-kader Nahdlatul Ulama untuk memenuhi suplai kebutuhan penerangan keagamaan harus terus ditumbuhkan. Masalah-masalah keagamaan yang timbul bagi generasi Y dan Z disebutnya harus direspons oleh para ahli agama yang segenerasi.
"NU harus terus mencetak kader-kader dakwah yang siap berjibaku berdakwah di belantara digital, sehingga dunia dakwah digital tidak hanya dipenuhi oleh para pendakwah yang hanya bermodal ujaran kebencian dan menebar permusuhan," jelasnya.
Untuk tahapan selanjutnya, panitia akan menghubungi masing-masing peserta terpilih untuk menerima informasi terkait pelaksanaan kegiatan.
Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi