Direktur Bibit dari Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, mengunjungi kandang sapi di Pondok Pesantren Al-Amin, Kota Kediri, Jawa Timur yang diasuh KH Anwar Iskandar, Senin (4/11). (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Kediri, NU Online
Dalam rangka meningkatkan kemandirian pondok pesantren, Inkopsim (Induk Koperasi Syirkah Muawanah) memfasilitasi pendirian peternakan ayam potong di sejumlah pesantren di Pulau Jawa. Pendirian peternakan ayam itu bekerja sama dengan Kementerian Peternakan RI. Salah satunya adalah peternakan ayam potong di Pondok Pesantren Al-Amin, Kota Kediri, Jawa Timur yang diasuh oleh KH Anwar Iskandar.
Menurut Ketua Umum Inkopsim, HM Al Khaqqoh Istifa, pendirian peternakan tersebut untuk mendukung pengembangan bisnis pesantren sekaligus untuk tempat praktik keterampilan santri dalam beternak ayam potong. Harapannya adalah agar pesantren bisa mandiri secara ekonomi, sehingga dapat menutupi biaya operasioal pesantren yang cukup besar.
“Idealnya pesantren mempunyai unit bisnis untuk mendukung keuangan pesantren, dan ternyata beberapa pesantren besar sudah memiliki unit-unit usaha,” ujarnya saat mengunjungi kandang peternakan Pondok Pesantren Al-Amin, Kota Kediri, Senin (4/11).
Gus Khaqqoh, sapaan akrabnya, menambahkan, peternakan ayam sangat tepat didirikan di pesantren. Pasalnya, peternakan jenis unggas tersebut tidak terlalu rumit pengelolaannya, namun mendatangkan untung yang cukup menggiurkan. Ketidakrumitan itu, sangat cocok bagi santri, sehingga mereka bisa belajar cara-cara beternak ayam, dan kelak dapat direalisasikan saat di rumahnya.
“Kenyataannya, banyak santri yang berhasil mendirikan peternakan setelah pulang ke rumahnya, meskipun skalanya tidak besar,” jelasnya.
Demi keberhasilan peternakan di pesantren, Gus Khaqqoh meminta pemerintah untuk mendukung penuh program tersebut. Salah satu bentuknya adalah memberikan stimulan yang suistnable dan berkepastian, sehinggal program itu bisa membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha.
“Ya untuk awal-awal memang laik diberi stimulan, tapi selanjutnya peternaka ayam pesantren harus benar-benar mandiri,” tambahnya.
Di luar itu, pemerintah perlu memfasiltiasi transfer ilmu pengatahuan dan teknologi dari industri besar untuk peternak-peternak lokal dan pesantren. Kata Gus Khaqqoh, transfer ilmu itu penting agar pengelolaan bisnis pesantrren, terus berkembang dan berkembang.
“Itu semua agar bisnis milik pesantren bisa memenangkan persaingan global yang cukup tajam,” jelasnya.
Gus Khaqqoh berharap agar pendirian peternakan ayam potong di pesantren tersebut dapat menginspriasi pesantren lain untuk membuka unit usaha sebagai sumber keuangan. Dikatakannya, fasilitas peternakan di Pondok Pesantren Al-Amin, cukup bagus. Kandangnya model close house dengan kapasitas 40 ribu ekor ayam.
“Diperkirakan perpanen dapat menghasilkan 80 ton daging ayam,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi