Jokowi Sampaikan Permohonan Maaf atas Kinerja Selama 10 Tahun Memimpin Indonesia
Jumat, 16 Agustus 2024 | 12:00 WIB
Presiden Jokowi saat menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR Jepang HUT Ke-79 RI di Gedung Nusantara, Komplek DPR-MPR RI di Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Foto: tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)
Jakarta, NU Online
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan permohonan maaf atas kinerjanya dalam mengemban amanah menjadi Presiden Republik Indonesia selama 10 tahun dengan lima tahun terakhir bersama KH Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.
Permohonan maaf itu disampaikan pada Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi di Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Jelang HUT Ke-79 RI di Gedung Nusantara, Komplek DPR-MPR RI di Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Ia memohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas kinerjanya selama 10 tahun memimpin Indonesia. Permohonan maaf secara khusus ditujukan atas hati kecewa rakyat dan harapan yang belum terwujud, serta cita-cita yang belum tergapai.
"Di pengujung masa jabatan ini, izinkan saya menyampaikan suara nurani terdalam kepada Bapak-Ibu dan Saudara-saudara sebangsa dan setanah air kepada seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali satu pun, saya dan Profesor KH Ma'ruf Amin mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai," katanya.
"Sekali lagi kami mohon maaf. Kami mohon maaf," kata Jokowi mengulangi permohonan maafnya.
Sebab, ia menyampaikan bahwa 10 tahun bukanlah waktu yang cukup panjang untuk mengurai semua permasalahan bangsa. Jokowi menyampaikan permohonan maaf itu lantaran mengingat dirinya hanyalah manusia yang jauh dari kesempurnaan dan penuh keterbatasan.
"Saya sangat menyadari bahwa sebagai pribadi yang jauh dari kata sempurna, sebagai insan yang tumbuh dalam keterbatasan, dan sebagai manusia yang jauh dari kata istimewa, sangat mungkin ada yang luput dari pandangan saya, sangat mungkin ada cela dari langkah-langkah yang saya ambil dan sangat mungkin banyak kealpaan dalam diri saya," ujarnya.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa hal yang ia lakukan selama memimpin Indonesia 10 tahun terakhir ini merupakan upayanya yang terbaik bagi masyarakat.
"Ini adalah yang terbaik yang bisa kami upayakan bagi rakyat Indonesia, bagi bangsa dan negara Indonesia," katanya.
Ia juga menyadari bahwa hasil kepemimpinannya selama 10 tahun terakhir ini belum tuntas mencapai hasil akhir dan belum sesuai dengan harapan bangsa Indonesia.
Namun, Jokowi meyakini bahwa dengan persatuan dan kerja sama yang berkelanjutan, Indonesia Emas akan tercapai di usianya yang genap satu abad pada 2045 mendatang.
"Namun, saya yakin dan percaya dengan persatuan dan kerja sama kita, dengan keberlanjutan yang terjaga Indonesia sebagai negara yang kuat dan berdaulat akan mampu melompat dan menggapai cita-cita Indonesia Emas di tahun 2045," katanya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan pesan khusus kepada Presiden Terpilih RI Prabowo Subianto. Jokowi mengatakan, ia akan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan Indonesia kepada Prabowo pada 20 Oktober 2024 mendatang. Penyerahan itu juga menjadi penanda penyerahan harapan dan cita-cita rakyat Indonesia.
"Izinkan saya juga menyerahkan semua harapan dan cita-cita masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, dari Pinggiran, dari daerah terluar, dari desa, dan dari pusat-pusat kota kepada Bapak (Prabowo Subianto)," katanya.
Memungkasi Pidato Kenegaraannya yang terakhir, Presiden Jokowi mendoakan kemudahan Prabowo Subianto dalam menjalankan kepemimpinannya.
"Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan petunjuk dan kemudahan bagi bangsa Indonesia dalam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto pada pemerintahan terhadap mendatang," harapnya.
"Dirgahayu Republik Indonesia. Dirgahayu Negeri Pancasila. Merdeka! Merdeka! Merdeka!" pungkasnya.