Juara Turnamen Ini Harap Muktamar NU Seperti Bulu Tangkis: Semua Bisa Bahagia
Jumat, 10 Desember 2021 | 22:00 WIB
Penyerahan piala juara turnamen bulu tangkis dalam rangka Muktamar Ke-34 NU. (Foto: NU Online/Suwitno).
Jakarta, NU Online
Pasangan Abdur Rahim Hasan dan Reza Dwicahya Purnama dari Persatuan Bulutangkis PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk, Jakarta Utara berhasil menjuarai turnamen bulutangkis yang digelar untuk menyemarakkan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU), di Arena Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk adalah anak perusahaan dari PT Pelindo.
Mereka berhasil mengalahkan pasangan dari Televisi Republik Indonesia (TVRI), Sumardjo dan Slamet Kurniawan, di laga final dengan skor 42-36. Sistem perhitungan di turnamen ini adalah rally point dengan dua babak sekaligus.
Abdur Rahim yang kini menjabat sebagai Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Utara ini kemudian berharap, Muktamar NU berlangsung seperti bulu tangkis. Menurutnya, dalam permainan bulutangkis semua pemain merasa gembira, baik di saat menang maupun ketika kalah.
“Saya berharap, muktamar seperti bulu tangkis lah. Orang yang menang (bisa) tertawa, bola keluar juga tertawa, semua tertawa terus pokoknya. Semua bisa bahagia,” kata Abdur Rahim kepada NU Online, usai dirinya menerima piala dan hadiah, pada Jumat (10/12/2021) petang.
Ketua I Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) 2000-2006 ini mengaku selalu berlatih secara rutin. Selain ditujukan untuk senantiasa menjaga kesehatan, ia bersama klub bulu tangkis di PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk itu kerap mengejar prestasi.
“(Dan) yang paling penting (bulu tangkis sebagai wujud) merayakan kegembiraan supaya kita bersyukur atas semuanya,” jelas Ketua Lembaga Pengembangan Tasawuf, Thariqah, dan Spiritualisme Islam PB Ikatan Keluarga Alumni (IKA) PMII itu.
Ia menuturkan, ikrar paling utama saat dirinya bertanding bulu tangkis adalah laa hawla wa laa quwwata illa billah. Ikrar itu dimaknai, semua pukulan smes dan kelihaian dalam meletakkan bola bukanlah karena kemampuan dirinya, tetapi semata-mata Allah-lah yang melakukan.
“Kemudian kami latihan punya tujuan lain. Mungkin ditertawakan orang. Tujuannya kalau nanti di surga ada bulu tangkis, kami mau main di sana. Ingin ditonton oleh Kanjeng Nabi Muhammad. Jadi dengan semangat itu pula, kami latihan rutin,” harap Abdur Rahim.
Sementara itu, Sekretaris Panitia Pengarah Muktamar ke-34 NU H Asrorun Ni’am bersama pasangannya, Farid, seorang santri Pondok Pesantren Tahfidz Binaul Ummah, mampu meraih juara ketiga. Namun juara ketiga ini diraih bersama dengan pasangan A Muslim dan M Nasir, yang menjadi lawan Ni’am dan Farid, karena keterbatasan waktu.
“Saya berharap kegiatan ini bisa membuat NU memperhatikan urusan prestasi olahraga dan upaya membugarkan masyarakat. Apalagi bulutangkis adalah salah satu olahraga rakyat dan sudah memasyarakat. Indonesia juga memiliki prestasi di tingkat dunia. Jangan sampai NU absen terhadap masalah-masalah (olahraga) ini,” harap Ni’am yang menjadi Ketua Pelaksana Turnamen Bulu Tangkis bertajuk ‘Wujudkan Muktamar Sehat’ itu.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syakir NF