GP Ansor-Banser merupakan salah satu organisasi yang mempunyai komitmen kuat terhadap keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Ilustrasi: Antok Al Fitra Manyaran)
Salah satu bukti komitmen Banser ditunjukkan melalui penjagaan terhadap gereja pada setiap Hari Raya Natal. Banser di setiap daerah bergerak untuk memastikan perayaan hari besar umat Kristiani tersebut berlangsung lancar dan damai. Nama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam berbagai sumber disebut-sebut sebagai aktor di balik keberadaan Banser menjaga gereja.
Hal tersebut tampak misalnya pada 20 Januri 2017 dari sambutan Kapolres Jombang AKBP Agung Marlianto pada pengajian dan istighostah bersama yang diselenggarakan Polres bersama GP Ansor Jombang di halaman Kantor Polres setempat. Ia mengemukakan keraguan anggota Banser tentang keterlibatannya menjaga gereja. Keraguan itu pun diungkapkan kepada Gus Dur.
“Saat ada Banser yang masih ragu-ragu menjaga gereja bertanya kepada Gus Dur, kemudian Gus Dur menjawab tegas, ‘Jika masih ada sedikit keraguan dalam hatimu, berpikirlah bahwa yang kau jaga ini bukan gereja, melainkan Indonesia. Atau setidaknya berpikirlah bahwa yang kamu jaga adalah kotamu. Yang kamu jaga adalah tanah kelahiranmu. Sebab setiap gangguan yang terjadi di tanah kelahiranmu pasti akan berdampak kepadamu,’” kata Agung menirukan jawaban Gus Dur.
Pernyataan senada juga dikemukakan Rijal Mumazziq Z pada tahun berikutnya, Rabu, 1 Januari 2018. Rijal saat mengisi Sarasehan Kebhinekaan dalam Dialog Lintas Iman, Literasi Media Sosial, Merawat Indonesia, Merajut Kebhinekaan di aula GOR SMAK Santo Paulus, Jember, Jawa Timur, mengemukakan bahwa Gus Dur orang yang pertama kali memerintahkan Banser untuk menjaga gereja.
“Tapi tahukah kita, siapa orang yang pertama kali secara resmi memerintahkan Banser menjaga gereja? Beliau adalah KH Abdurahman Wahid, Presiden RI ketika itu,” kata Rijal.
Banser Jaga Gereja pada 2019
Penjagaan terhadap gereja dilakukan Banser Kecamatan Pundong, Bantul, Yogyakarta. Selain menjaga gereja, mereka juga ikut mengurai kemacetan pada libur Natal dan tahun baru.
Ketua GP Ansor Kecamatan Pundong, Bantul, Yogyakarta, Achat Farmadi menyatakan bahwa setiap perayaan hari besar keagamaan, pihaknya bersama Muspika, Polsek, Koramil, Linmas dan kelompok masyarakat lainnya melibatkan diri dalam memberikan pengamanan.
“Untuk itu, kami ikut melakukan pengamanan dan membantu kelancaran lalu lintas jalan di sekitar gereja di Pundong,” katanya, Selasa (24/12).
Penjagaan terhadap gereja juga dilakukan Banser Subang, Jawa Barat. Sebanyak 120 anggota Banser menjaga Gereja Katolik Kristus Sang Penabur Subang, Gereja Katolik Bunda Pembantu Abadi Pamanukan, dan Gereja Bethel Purwadadi Subang.
Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kabupaten Subang, Asep Alamsyah Heridinata, menegaskan bahwa upaya pengamanan jaga gereja saat hari Natal sudah dilakukannya sejak dulu. Menurut Asep, penjagaan pihaknya merupakan wujud sikap saling menghargai terhadap umat agama lain.
"Sudah bertahun-tahun kami melakukan ini (PAM Natal) demi menjaga kerukunan umat beragama di Kabupaten Subang," ujar Asep saat memantau pengamanan anggotanya di Gereja Katolik Bunda Pembantu Abadi Pamanukan, Subang, Selasa (24/12) malam.
Sementara di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, puluhan personel gabungan Banser, Polri, TNI, dan Pramuka, Selasa (24/12) malam melaksanakan pengamanan Natal 2019 di tiga Gereja yang berada di kawasan Kecamatan Pangkut Arut Utara (Arutara), Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Kasatkoryon Banser Arutara Suharno menyatakan, keikutsertaan Banser mengamankan kegiatan malam Natal merupakan tindak lanjut instruksi Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Banser untuk ikut mengamankan gereja bersama aparat TNI dan Polri di masing-masing daerah.
"Jajaran Banser Arut Utara yang dibantu anggota Banser dari Kecamatan Pangkalan Banteng ikut kegiatan yang diselenggarakan oleh jajaran Polsek Arutara," katanya.
Adapun penjagaan gereja di Kota Jayapura, Papua, setidaknya melibatkan 85 anggota Banser. Ketua PC GP Ansor Kota Jayapura, Papua, Ahmad Huhazir, mengatakan bahwa keterlibatan organisasinya dalam pengamanan tersebut merupakan bentuk kepedulian dalam menjaga keamanan, menjalin kerukunan dengan non-Muslim, sekaligus memelihara toleransi kebangsaan dalam bingkai keberagaman. Toleransi kebangsaan harus dijaga sebagai jaminan tegaknya NKRI.
“Kami punya keyakinan tak ada Indonesia tanpa bermacam agama. Ada Islam, Kristen, Hindu, Buddha, karena semua kita ikut berjuang memerdekakan negara ini. Toleransi di sini menjadi kata kunci," kata Huhazir, Rabu (25/12) pagi.
Keterlibatan Banser dalam menjaga gereja juga diikuti oleh elemen masyarakat lain, seperti FPI, Pemuda Pancasila, dan Kokam Muhammadiyah di berbagai daerah. Seperti aparat kepolisian, partisipasi berbagai elemen masyarakat dalam memberikan pengamanan pada pelaksanaan hari raya keagamaan lain ini juga sebagai kewajibannya dalam mewujudkan kehidupan yang damai.
Pewarta: Husni Sahal