Kaleidoskop 2024: Kunjungan Grand Syekh Al-Azhar dan Paus Fransiskus ke Indonesia
Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB
Grand Syekh Al-Azhar Syekh Ahmad Al-Tayeb dan Paus Fransiskus saat menandatangani Dokumen Persaudaraan Perempuan pada Senin (4/2/2019) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab lalu.
Jakarta, NU Online
Pada tahun 2024, Indonesia menjadi tuan rumah bagi dua tokoh besar agama dunia, yakni Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Al-Tayeb dan Paus Fransiskus. Kedua tokoh tersebut melakukan kunjungan untuk kesekian kalinya ke Indonesia, menandai sebuah momen penting bagi dialog antaragama dan pertemuan lintas peradaban yang berfokus pada perdamaian dunia dan kemanusiaan.
Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Al-Tayeb mengunjungi Indonesia pada 8 hingga 11 Juli 2024. Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antarumat beragama serta membahas isu-isu kemanusiaan yang menjadi perhatian dunia. Sejumlah kegiatan penting diselenggarakan dalam rangkaian kunjungan ini, di antaranya adalah Forum Interfaith and Intercivilizational Reception yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Acara yang berlangsung pada Rabu (10/7/2024) di Hotel Pullman Central Park, Jakarta, ini dihadiri oleh sekitar 1.800 orang, termasuk perwakilan tokoh-tokoh agama dari lima agama besar: Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Dalam sambutannya, Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menekankan pentingnya dialog antaragama untuk meredakan ketegangan global dan memperkuat kerukunan umat beragama. Gus Ulil juga menyatakan bahwa forum ini merupakan penghormatan terhadap kemanusiaan dan persaudaraan lintas agama.
Grand Syekh Al-Azhar dalam kesempatan tersebut menegaskan bahwa Islam adalah agama yang sangat terbuka terhadap perbedaan. "Islam sangat menghormati pengikut agama lain dan mendorong silaturahim antarumat beragama. Ini adalah dasar bagi terciptanya kedamaian dan harmoni di dunia," ujar Syekh Al-Tayeb.
Selain forum internasional, Grand Syekh Al-Tayeb juga berkunjung ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa (9/7/2024), untuk menghadiri Public Lecture bertema "Meneguhkan Moderasi Beragama untuk Membangun Toleransi dan Harmoni". Dalam kuliahnya, beliau menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai fondasi untuk menciptakan kehidupan beragama yang harmonis, terutama di Indonesia yang kaya akan keragaman.
Setelah itu, Grand Syekh melanjutkan kunjungan ke Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) di Masjid Bayt Al-Qur'an, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, pada sore harinya. Kunjungan ini bertujuan untuk mengokohkan peran PSQ dalam mengedepankan prinsip wasathiyah (moderasi) dan pengaderan generasi muda untuk memahami ajaran Islam yang damai dan toleran.
Selama kunjungannya, Grand Syekh Al-Tayeb juga bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, di Istana Negara. Pertemuan ini difokuskan untuk mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Mesir serta membahas berbagai isu strategis, termasuk perdamaian dunia dan hubungan Islam di tingkat global. Selain itu, Grand Syekh juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Pengurus Pusat Muhammadiyah untuk memperdalam kerja sama antarorganisasi keagamaan.
Kunjungan ini juga melibatkan pertemuan dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), yang bertujuan untuk menjajaki kerja sama dalam bidang kemanusiaan, terutama dalam konteks zakat dan pemberdayaan umat Islam di Indonesia.
Kunjungan ini merupakan kunjungan ketiga Grand Syekh Al-Azhar ke Indonesia dalam satu dekade terakhir, setelah kunjungan sebelumnya pada tahun 2016 dan 2018.
Sebagai Ketua Majelis Hukama Muslimin (MHM), beliau dikenal sebagai tokoh yang aktif mempromosikan dialog antaragama dan perdamaian dunia. Melalui kunjungan ini, Grand Syekh kembali menegaskan komitmen Mesir, melalui Al-Azhar, untuk memperkuat hubungan dengan Indonesia dan mendukung langkah-langkah menuju perdamaian serta toleransi antar umat beragama di tingkat global.
Tidak hanya Grand Syekh Al-Tayeb, Indonesia juga menjadi tujuan kunjungan Paus Fransiskus pada 2-13 September 2024. Sebagai pemimpin Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura, dengan Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi.
Pada 4 September 2024, Paus Fransiskus dijadwalkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, untuk membahas hubungan Katolik dengan Indonesia dan isu-isu kemanusiaan global. Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia juga mendapat sambutan luar biasa dari umat Katolik, namun tidak hanya umat Katolik yang menyambut, melainkan seluruh elemen masyarakat Indonesia.
Pada 5 September 2024, Paus Fransiskus menghadiri acara Interreligious Meeting (pertemuan antaragama) di Masjid Istiqlal, Jakarta. Momen yang sangat mengharukan terjadi ketika Paus Fransiskus menyimak lantunan dua ayat Al-Qur'an yang dibacakan oleh Kayla Nur Syahwa Syakhila, seorang hafizah tunanetra asal Tangerang Selatan. Kayla membacakan Surat Al-Baqarah ayat 62 dan Surat Al-Hujurat ayat 13, yang menyiratkan pesan perdamaian dan pentingnya hidup bersama meskipun ada perbedaan.
Saat itu juga, Paus mengikuti prosesi pembacaan Naskah Deklarasi Istiqlal yang kemudian ditandatangani Paus dan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar. Paus juga berpesan agar umat dari berbagai kepercayaan dapat semakin terbuka dengan dialog lintas iman untuk mencirikan simbol Indonesia yang damai dalam keberagaman.
"Saya berharap komunitas-komunitas kita dapat semakin terbuka bagi dialog antarumat beragama dan semoga menjadi sebuah simbol kehidupan bersama yang damai yang mencirikan Indonesia," tuturnya.