Jakarta, NU Online
Meski grafik Covid-19 terus menunjukan penurunan kasus, Juru Bicara (jubir) Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menekankan agar upaya 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) 3T (tracing, testing, dan treatment) dan vaksinasi tak boleh longgar.
Acap kali kasus penambahan Covid-19 melandai, mobilitas masyarakat terpantau ramai kembali. Hal ini dipicu oleh munculnya rasa tenang yang berujung pada kesadaran menerapkan protokol kesehatan (prokes) mulai terabaikan. Padahal, mobilitas masyarakat harus tetap diawasi sepanjang Covid-19 masih belum berakhir.
“Jadi, kuncinya adalah mobiblitas. Mobilitasnya dijaga,” ungkapya pada diskusi interaktif Waspada Covid-19 Gelombang ke-3, Kamis (24/9/2021).
Meski kasus menurun, ia mengimbau masyarakat untuk tertib mematuhi prokes dan menjaga mobilitas. Dijelaskan, bahwa 3M, 3T dan melakukan vaksinansi harus tetap dilakukan. “Menjaga 3M, 3T dan vaksinasi adalah keharusan. Tamengnya itu seperti keju saja, banyak lapisannya semakin aman kita,” terang Guru Besar di bidang Ilmu Kebijakan Kesehatan Universitas Indonesia tersebut.
Selaras dengan Wiku, Jubir vaksinasi Covid-19, dr Siti Nadia juga mengatakan hal yang serupa. Taat prokes harus tetap diterapkan, mengingat bahwa pandemi Covid-19 sendiri bersifat multiwave. Gelombang baru akan berpotensi terus datang. Maka dari itu, masyarakat diimbau tak boleh lengah. 3M, 3T dan vaksinasi wajib ain digaungkan. Bahkan menurutnya ketika kasus Covid-19 mengalami penurunan, itu adalah situasi emas untuk bisa menggenjot vaksinasi.
“Karena mengejar vaksinasi pada saat laju penularan sedang turun ini merupakan yang harus kita lakukan. Kita tahu jumlah orang yang tervaksin sampai saat ini sudah mencapai angka 128 juta, kurang lebih 25 persen sudah mendapatkan dosis kedua. Dan, ini akan kita kejar terus,” terang Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementrian Kesehatan RI tersebut.
"Kalau sekarang ada daerah yang mengeluhkan dapat vaksinnya sedikit, karena memang kebijakan kita saat ini adalah bagaimana menyelesaikan vaksinasi pada tujuh kabupaten kota aglomerasi Jawa-Bali, karen kita tahu Jawa-Bali adalah penyumbang kasus 70-80 persen,” imbuhnya.
Imbauan pembentukan Satgas
Pro Wiku Adisasmito menyampaikan, setiap lembaga, seperti di pesantren, asrama, atau fasilitas publik terdapat Satgas prokes 3M.
Dengan menjalankan fungsi penjagaan tersebut, kelak bisa menjadi modal untuk menghindari terjadinya gelombang Covid-19 yang ke-3. Hal ini disampaikan, mengingat gelombang dapat terjadi karena adanya penularan. Dan penularan ini bisa dicegah dengan membina masyarakat untuk menaati prokes.
“Bayangkan seluruh fasilitas publik kalau semuanya punya Satgas, semuanya bergerak. Nggak ada tempat untuk virus itu menularkan. Itu adalah kunci. Jadi, jangan cuma memperkirakan ada gelombang tiga atau tidak, tapi kita juga harus mencegah,” jelas pria kelahiran Malang tersebut.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Syamsul Arifin