Nasional

Keberhasilan Fuad Bawazir Gerakkan Literasi Pesantren hingga Miliki Penerbitan

Rabu, 28 September 2022 | 10:00 WIB

Keberhasilan Fuad Bawazir Gerakkan Literasi Pesantren hingga Miliki Penerbitan

Fuad Bawazir, santri penulis buku. (Foto: Dok. Fuad)

Jakarta, NU Online
Fuad Bawazir (27) merupakan santri Pesantren kreatif Baitul Kilmah, Bantul, Yogyakarta, asuhan Kiai Aguk Irawan. Literasi pesantren yang ia gerakkan dimulai sejak dua tahun terakhir. Berawal dari kepemimpinannya sebagai Ketua Umum Ikatan Santri Kalimantan Barat (ISKAB) Pusat, yang mana ia harus bersilaturrahmi ke beberapa pesantren di Jawa-Madura.


Setelah kunjungan pertamanya, kemudian Fuad mengajukan program Gerakan Literasi Pesantren dalam bentuk seminar atau pelatihan kepenulisan dari pesantren satu ke pesantren lainnya.


Santri kelahiran Pontianak, 30 Oktober 1995, itu memilih literasi pesantren sebagai programnya karena melihat bahwa santri merupakan calon pemimpin ideal, calon penyambung lisan Nabi Muhammad saw dalam berdakwah.


“Harapan saya, adanya literasi pesantren itu bisa membuat para santri melek literatur dan juga bisa dijadikan media dakwah bil qalam. Selain itu, santri akan memiliki paradigma pemahaman yang luas,” terangnya kepada NU Online, Selasa (27/9/2022).


“Saya percaya, setiap huruf yang kita rangkai menjadi kalimat di dalamnya pasti memiliki ruh dan akan hidup dalam keabadian. Begitu juga nama si penulis tidak akan pernah lekang oleh waktu,” sambungnya.


Menurut Fuad, selama aktif mengisi seminar literasi di pesantren selama dua tahun, ia berhasil mengantarkan 27 orang santri untuk menulis buku. Bahkan, ada salah satu santri yang berhasil menerbitkan 7-8 buku.


Tidak hanya berhasil mengantarkan para santri produktif menulis, Fuad juga lebih dulu menekuni dunia literasi sejak dirinya kuliah dan menjadi santri di Pesantren kreatif Baitul Kilmah. Di pondok yang menekankan santri agar mampu berkarya itu memaksa dirinya untuk mencintai kata-kata dan buku.


“Jadi setelah mengalami fase-fase tersebut, saya meyakini bahwa bisa menulis bukan karena bakat. Tapi, karena kemauan dan tindakan juga membiasakan menulis,” ungkapnya.


Penulis 33 Buku
Fuad berhasil menerbitkan 33 buah buku dengan judul berbagai macam, yakni: Mata Air Kearifan Ulama Nusantara; Berguru kepada Kiai Pesantren; Antologi Puisi: Selembut Bibir Yang Basah; Jalan Dakwah Ukhuwah Islamiyah; Tiada Persinggahan dari Mataku Selain Dirimu; Dari Pesantren untuk Nusantara; Agar Kau Dirindukan Surga; Hijrah & Cinta; 7 Rahasia Santri Sukses; Sabda Cinta: Belajar Keromantisan pada Nabi; 99 Cahaya Cinta dari Surga.


Lalu, Seni Membunuh Kenangan; Kenapa Kita Wajib Bermadzhab: Bermadzhab sebagai Media Kembali kepada Qur'an dan Hadits, Buku Bersama: Ensiklopedia Ulama Nusantara (9 Jilid), Telaga Cinta Rasulullah; Ada Surga di Matamu; Biografi Nabi Muhammad; Biografi Abu Bakar; Biografi Umar bin Khattab; Biografi Utsman bin Affan; Biografi Ali bin Abi Thalib; Biografi Fatimah binti Rasulullah.


“Kemudian, Biografi Maryam binti Imron; Biografi Asiyah binti Muzahim; Biografi Khadijah binti Khuwailid; Biografi Aisyah; Biografi Imam Abu Hanifah; Biografi Imam Maliki; Biografi Imam Syafi'i; Biografi Imam Hanbali; Menjadi Manusia yang Dicintai Allah; Menjadi Manusia yang Dicintai Rasulullah; Biarkan Allah Menggenggam Hatimu,” paparnya.


Selain itu, Fuad juga masih memiliki naskah yang selesai ditulis dan sedang masuk meja editor yakni berjudul 29 Juz Harga Wanita; Fikih Pernikahan ala Rasulullah; Fikih Rumah Tangga Rasulullah;, Wanita Al-Qur'an; Indahnya Kisah Cinta Fatimah & Sayidina Ali; Indahnya Kisah Cinta Khadijah & Rasulullah' 99 Kewajiban Seorang Istri dalam Mengarungi Bahtera Rumah Tangga; 99 Kewajiban Seorang Suami dalam Mengarungi Bahtera Rumah Tangga.


Ia mengaku, sebenarnya tidak memiliki bakat dalam membaca dan menulis. Bahkan, ketika ia berada di Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur, hampir tidak pernah menyentuh dan membaca buku-buku sastra, sejarah, dan sejenisnya.


Konsennya terhadap dunia literasi juga berhasil membawa Fuad menjadi pemilik penerbitan dengan nama CV Razka Pustaka yang ada di Yogyakarta.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori