Gedung UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember di Jalan Mataram Nomor 1 Karang Mluwo, Mangli, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur (Foto: NU Online/M Irwan Zamroni Ali)
Jember, NU Online
Siapa yang tidak mengenal Kabupaten Jember? Kabupaten yang terletak di timur Pulau Jawa dengan luas 3.293 kilometer persegi ini, sangat terkenal dengan sebutan Kota Karnaval bertaraf internasional. Ya, Kabupaten Jember dengan ikon utamanya Jember Fashion Carnaval (JFC), berhasil menghipnotis wisatawan lokal hingga mancanegara untuk menyaksikan kemeriahan agenda tahunan ini yang memamerkan kemegahan busana dengan segala ciri khasnya. Maklum, JFC sampai-sampai masuk sebagai karnaval terbesar ke-3 di dunia dan menjadi cikal bakal munculnya karnaval di beberapa kota di Indonesia.
Kabupaten Jember juga dikenal sebagai kota penghasil tembakau terbesar di Indonesia. Bahkan, 90 persen produksi tembakau di Jember berhasil diekspor ke luar negeri. Masih ada banyak julukan khas yang melekat pada kabupaten ini, seperti Kota Suwar-Suwir, Kota 1000 Bukit, Kota Santri, Kota Wisata dan semacamnya.
Daya tarik yang besar pada kota ini menjadikan di Kabupaten Jember berdiri puluhan perguruan tinggi baik swasta maupun negeri. Tak heran, Kabupaten Jember juga dikenal sebagai kota pendidikan terbesar ke-3 setelah Surabaya dan Malang.
Memperkuat Jember sebagai kota pendidikan salah satunya dengan keberadaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) ternama di Jember, yaitu Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember. Para pendatang yang melintas di Jalan Hayam Wuruk setelah perempatan Mangli jika dari arah barat, akan melihat gapura raksasa bertuliskan 'UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember'. Di situlah tampak berdiri dari kejauhan sebuah gedung FTIK berlantai 7 dan Gedung Kuliah Terpadu (GKT) berlantai 3.
Berdirinya kampus yang disingkat dengan UIN KHAS Jember tersebut, tidak terlepas dari sejarah perjuangannya. Semua bermula dari hasil keputusan konferensi Ulama Syuriyah NU Cabang Jember untuk mendirikan Perguruan Tinggi Islam di Jember pada 30 September 1964, sehingga dibentuklah tim kepanitiaan yang terdiri dari: KH Achmad Siddiq, KH Shodiq Machmud, S.H., Muljadi, KHAbdul Chalim Muhammad, S.H., Drs. Sri Adji Surjadi, dan Maqsun Arr, BA.
Hingga pada tahun 1965 berdirilah Institut Agama Islam Djember (IAID). Konsolidasi para pendiri dengan Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Mr. Soenarjo dan Menteri Agama Prof. K.H. Saifuddin Zuhri terus dilakukan demi kemungkinan upaya penegerian IAID.
Kemudian pada tanggal 21 Februari 1966 IAID beralih status menjadi IAIN Sunan Ampel Cabang Jember. Piagam penegerian tersebut ditandatangani langsung oleh Menteri Agama Prof. K.H. Saifuddin Zuhri yang disaksikan oleh sejumlah tokoh Jember pada saat itu. Barulah kemudian, berdasarkan Keputusan Presiden No. 11 Tahun 1977 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam dan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 291 tahun 1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja STAIN Jember, IAIN Sunan Ampel Cabang Jember beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember.
Perkembangan di STAIN Jember terus dilakukan. Hingga pada tahap selanjutnya, STAIN Jember beralih status menjadi IAIN Jember berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 142 Tahun 2014 tentang Alih Status dari STAIN Jember menjadi IAIN Jember. Adanya alih status tersebut tentu memberikan dampak, salah satunya diberikannya kewenangan dan peran with wider mandate (mandat yang diperluas) untuk mengembangkan keilmuan dengan tetap memperhatikan cabang-cabang ilmu keislaman.
Finalnya, upaya peningkatan kualitas pelayanan terus dilakukan untuk persiapan alih status dari IAIN Menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Di bawah kepemimpinan Rektor IAIN Jember (saat itu), Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E, M.M, IAIN Jember resmi beralih status menjadi UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2021 tentang Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember pada 11 Mei 2021.
UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember pada jenjang Sarjana (Strata 1) memiliki sejumlah fakultas pendukung untuk para mahasiswanya. Meliputi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (10 Prodi), Fakultas Syariah (4 Prodi), Fakultas Dakwah (5 Prodi), Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora (4 Prodi), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (4 Prodi).
Kemudian, pada jenjang Pascasarjana meliputi Program Magister (Strata 2) dengan Program Studi antara lain; Prodi Manajemen Pendidikan Islam, Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Prodi Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Prodi Hukum Keluarga, Prodi Ekonomi Syariah, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Prodi Studi Islam. Sedangkan pada Program Doktor, terdapat Prodi Manajemen Pendidikan Islam, Prodi Pendidikan Islam dan Prodi Studi Islam.
Sosok Kiai Haji Achmad Siddiq adalah tokoh lokal Kabupaten Jember yang memiliki pengaruh hingga ke tingkat Nasional. Kiai Haji Achmad Siddiq pernah menjadi Rais Aam PBNU (1984-1991) berdasarkan Muktamar ke-27 NU di Pesantren Salafiyah Syafi`iyah Sukorejo Situbondo. Pemikirannya yang sangat fenomenal adalah tentang kembalinya NU ke khittah (Khittah Nadhliyyah).
Menurut Rektor UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Prof Babun Suharto, pemilihan nama kampus dari IAIN Jember diambil dari pemikiran ulama khas asal Jember tersebut, yaitu gagasan tentang empat pilar keagamaan dan empat pilar kebangsaan.
"Empat pilar keagamaan tersebut meliputi shalat berjemaah, membaca Al-Qu'ran, bershalawat, dan tidak zalim. Sedangkan empat pilar kebangsaan yaitu; Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945 (PBNU)," tutur Prof Babun dalam suatu kesempatan.
Alih status IAIN Jember menjadi UIN KHAS Jember menjadi tanggung jawab besar bagi segenap civitas akademika untuk terus melakukan pengembangan SDM dan pelayanan. Sejumlah gerakan besar kini terus dilakukan, seperti renovasi gedung, pembangunan Masjid Sunan Kalijaga, pembangunan Jembatan Khas sebagai penghubung, hingga pendirian Kampus II UIN KHAS Jember di Kabupaten Lumajang.
Pendirian Kampus II UIN KHAS Jember di Lumajang dilakukan setelah mendapat hibah lahan seluas 100 hektar dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Di kampus II ini, tepatnya di Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, Lumajang, merupakan lokasi yang terbilang cukup indah dan menyejukkan bagi Kampus II UIN KHAS Jember, mengingat Kecamatan Senduro berada di ketinggian 1000 Mdpl, maka wajar jika kampus ini digadang-gadang sebagai kampus di atas awan pertama kali di Indonesia.
Lahan hibah 100 hektar tersebut berstatus sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK). Sepuluh hektar untuk pembangunan kampus dan sisanya akan dikelola untuk pemberdayaan kawasan hutan. Di sanalah UIN KHAS Jember rencananya akan menyediakan sejumlah fakultas atau jurusan tambahan, seperti Fakultas Kehutanan, Pertanian, Kedokteran dan Kesehatan, Ilmu Lingkungan dan semacamnya.
Tidak hanya pada sisi infrastruktur, UIN KHAS Jember juga meningkatkan kualitas SDM-nya, seperti penambahan dosen bergelar doktor dan profesor. Hingga saat ini total terdapat 18 Guru Besar/Profesor yang ada di UIN KHAS Jember. Semakin bertambahnya para dosen/tenaga pengajar bergelar doktor dan profesor di kampus tersebut, telah menjadi bukti bahwa UIN KHAS Jember bersungguh-sungguh dalam mengelola perguruan tinggi.
Baru-baru ini UIN KHAS Jember secara resmi berhasil meluncurkan Al-Qur'an dengan terjemahan Bahasa Using (bahasa Suku Using Banyuwangi, Jawa Timur). Penerjemahan Al-Qur'an ke dalam Bahasa Using tersebut sebagai bentuk realisasi program Moderasi Beragama Kemenag RI, yaitu akomodatif terhadap budaya dan kearifan lokal.
Selain itu, pada bidang kerja sama, UIN KHAS Jember juga telah menjalin MoU dengan perguruan tinggi dalam negeri dan luar negeri. Seperti Eakkapa Sasanawich Islamic School Krabi Thailand, Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, dan lainnya.
Dari semua itulah, para mahasiswa diharapkan mendapat pembelajaran dan pengalaman menarik selama mengenyam pendidikan di UIN KHAS Jember. Misalnya, dapat berkesempatan menjadi presenter di tingkat internasional, mengikuti KKN Lintas Nusantara, mendapat fasilitas untuk meraih beasiswa LPDP dan semacamnya.
Bagi mahasiswa yang gemar berorganisasi, juga dapat mengembangkan jiwa organisasinya di kampus hijau ini. Terdapat banyak organisasi mahasiswa (intra maupun ekstra) yang aktif dan tumbuh di UIN KHAS Jember, seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan organisasi mahasiswa lainnya.
Para mahasiswa pun tidak perlu khawatir ketika kuliah di kampus ini. Hal ini dikarenakan area sekitar kampus merupakan area yang dikelilingi oleh para penjual makanan dan minuman, penyedia jasa laundry, jasa rental fotocopy dan dekat dengan area kos-kosan. Tentunya area yang cukup aman, karena UIN KHAS Jember berada di lingkungan sekitar perumahan. Meski demikian, area hijau kampus juga masih cukup terjaga. Area di depan kampus dikelilingi oleh area persawahan dan aliran Sungai Bedadung yang panjangnya mencapai 90 kilometer.
UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember beralamat lengkap di Jalan Mataram Nomor 1 Karang Mluwo, Mangli, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur 681136. Informasi lebih lanjut dapat mengujungi situs web uinkhas.ac.id atau menghubungi nomor telepon (0331) 487550, Fax (0331) 427005, serta bisa melalui email info@uinkhas.ac.id.