Ketua Matakin Ungkap Jasa Gus Dur kepada Umat Khonghucu: Ganggu Matakin Sama Halnya Ganggu Mataku
Kamis, 20 Oktober 2022 | 14:00 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Dewan Rohaniawan Matakin Xs Budi Santoso Tanuwibowo mengungkapkan kedekatannya dengan sosok Guru Bangsa yaitu KH Abdurrahman Wahid atau akrab di sapa Gus Dur. Menurutnya Gus Dur merupakan tokoh yang memiliki jasa besar bagi umat Khonghucu dan jasanya akan abadi serta tidak akan terlupakan.
“Khonghucu masuk Indonesia sudah ribuan tahun, seiring ada migrasi dari Tiongkok, bukti sejarah yang masih ada seperti Klenteng Khonghucu paling tua di Gresik tahun 1153, pada tahun 1729 di Jakarta sudah ada semacam pesantren Khonghucu, Lembaga Makin sudah berdiri tahun 1918,” ungkap Xs. Budi dalam video podcast yang ditayangkan Kanal Youtube NU Online, pada Selasa, (18/10/22)
Baca Juga
Kewalian Gus Dur saat Membeli Durian
Xs Budi mengatakan, Matakin lahir pada tanggal 12 April 1923, atau tiga tahun sebelum NU berdiri. Pada tahun 1971, sebelum mengalami pembekuan oleh orde baru, jumlah umat Khonghucu sekitar 1 juta orang. Sejak Gus Dur memimpin, Khonghucu dipulihkan lagi dan masuk statistik tahun 2000.
“Saat itu proses perubahan KTP lambat, karena orang trauma mengganti KTP. Saat itu kami jumlahnya merata di Pulau Seribu dan Papua , Bangka Belitung, termasuk Kalimantan Barat, yaitu Kota Pontianak dan Singkawang,” ungkap pria kelahiran Tegal, 1960 tersebut.
Saat masa awal pemulihan Khonghucu, Xs.Budi menceritakan bahwa ia kenal Gus Dur tahun 1986, saat bekerja di perusahan Tempo dan Gramedia, dan mendirikan sebuah perusahaan yang ingin membangun ensiklopedia umum pertama di Indonesia. Awal mula pertemuan dengan Gus Dur saat mengumpulkan 400 tokoh besar termasuk beberapa menteri dan tokoh Islam.
“Tokoh perwakilan Islam, awalnya dipilih Nurcholis Majid atau akrab disapa Cak Nur, namun Cak Nur mengatakan tidak memiliki waktu. Sehingga Cak Nur digantikan dengan Gus Dur,” ungkapnya
“Sejak itu saya sudah kenal Gus Dur, dan saat saya kuliah, saya beberapa kali meminta teman-teman untuk mengundang beliau, jadi saya kenal Gus Dur sekitar tahun 1986,” lanjutnya.
Hubungan Gus Dur dan Xs.Budi berlanjut ketika ada kasus pernikahan Khonghucu di Surabaya yang tidak diperbolehkan, saat itu Gus Dur yang membela orang tersebut, sehingga karena pembelaan tersebut, terjalin silaturahim.
“Saat Gus Dur menjadi Presiden, Gus Dur dan 11 orang mendirikan Indonesian Converence on Religion and Peace untuk menyelesaikan permasalahan yang sejenis, yang saat itu diketuai oleh Johan,” ungkapnya
Bagi umat Konghuchu menurutnya Gus Dur adalah orang suci yang selalu memilki peran kemanusiaan. Xs Budi mengatakan bahwa saat pemerintahan Suharto, datang orang Khonghucu dari Korea ke Indonesia untuk mengetahui keadaan Khonguchu di Indonesia, ia berpesan kepada Gus Dur yang saat itu menjadi pemimpin organisasi Islam terbesar agar menjaga umat Khonghucu di Indoneisa, Namun saat itu Gus Dur marah.
“Nggak perlu titip itu saudara saya, apa hakmu? Justru saya yang menjaga umat Khonghucu di sini, sama halnya di Korea Muslim itu minoritas, kamu harus jaga mereka juga,” kata Xs.Budi menirukan ucapan Gus Dur.
Sebagai bentuk keseriusan, Gus Dur mendirikan Yayasan Nur Kebajikan, “Nur” mewakili Islam ”kebajikan” mewakili Khonghucu, Xs.Budi mengungkapkan, saat itu ketika ada utusan daerah di MPR, orang Khonghucu tidak terwakili, sehingga Gus Dur tidak berdiam.
“Gus Dur mengatakan: ‘kamu demo di depan, saya yang belakang’, kemudian ketika ada konferensi pers beliau membela di depan, dan mengtakan: ‘Matakin adalah mataku, mengganggu Matakin sama halnya menganggu Mataku’. Sungguh luar biasa Gus Dur” lanjut Xs. Budi.
Menurutnya, Gus Dur tokoh yang memahami dan menjaga minoritas, jasanya akan abadi, tidak akan pernah dilupakan oleh umat Khonghucu.
Kontributor : Siti Maulida
Editor: Syakir NF