Ketua NU Jatim Jelaskan Alasan Hadratussyekh Mengeluarkan Resolusi Jihad
Sabtu, 22 Oktober 2022 | 09:30 WIB
Surabaya, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur melaksanakan resepsi puncak peringatan Hari Santri 2022 hari ini, Sabtu (22/10/2022). Acara dipusatkan di aula lantai 3 kantor setempat di Jalan Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya.
Secara khusus, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar mengingatkan kelebihan dari Indonesia yang tidak didapatkan di negara lain. Dan itu juga yang menjadikan alasan atau hujjah sehingga Rais Akbar NU, Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari mengeluarkan Resolusi Jihad.
“Negeri ini meskipun bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI ternyata bisa menyelamatkan naskah berupa hadits, tafsir dan lainnya yang jumlahnya ribuan,” katanya saat sambutan sebagai instruktur upacara.
Kiai Marzuki kemudian membandingkan dengan Arab Saudi pada tahun 20-an yang justru memusnahkan sejumlah naskah kitab hadits, tafsir, ushul fiqih dan lainnya.
Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Kota Malang ini kemudian membayangkan kalau Indonesia bukan NKRI dan berganti dengan model pemerintahan lain, maka kondisinya bisa saja seperti di Saudi. Yakni sejumlah naskah kitab yang telah berusia ratusan tahun tersebut akhirnya dimusnahkan. Demikian juga bisa jadi sejumlah ulama akan dibunuh.
“Karenanya, kita tetap wajib berikhtiar secara masif dan maksimal untuk menjaga dan mempertahankan NKRI karena di negeri ini Allah menyelamatkan ribuan kitab yang di tempat lain dimusnahkan,” tegasnya.
Yang juga memperihatinkan saat Wahabi berkuasa adalah hingga kini banyak yang tidak mengetahui makam para sahabat, syuhada, ulama, termasuk keluarga Nabi Muhammad SAW.
“Kalu kita haji maupun umrah, maka akan sulit mencari makam Siti Fatimah, Siti Aisyah, juga sahabat lain dan para imam,” terangnya.
Hal ini juga yang memantik para pendiri NU seperti KH M Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri dan lainnya di Jawa dan Madura untuk menyelenggarakan pertemuan di Surabaya. Dari musyawarah tersebut akhirnya lahirnya Komite Hijaz yang salah satu tujuannya membujuk Kerajaan Saudi untuk mengurungkan rencana menggusur makam Rasulullah.
Dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut juga menyebutkan kelebihan Islam di Indonesia yang menjaga tradisi Ahlussunnah wal Jama’ah. Dari mulai maulid, haul dan peringatan lain bagi para tokoh yang justru bukan asli Indonesia.
“Syaikh Abdul Qadir Jailani itu di Baghdad, akan tetapi perayaan manakibnya dilakukan besar-besaran di sini,” ungkapnya.
Terkait ketersambungan sanad, juga menjadi kelebihan di Tanah Air. Hal tersebut dibuktikan dengan ketersambungan sanad para ulama dan kiai dari sejumlah pesantren yang ada di Indonesia.
“Mau ngaji di Sidogiri, Sukorejo, Syaikhana Cholil, Langitan, Lirboyo, Sarang dan pesantren lain akan sambung sanadnya sampai kepada Rasulullah,” jelasnya.
Di ujung amanahnya, Kiai Marzuki mengajak umat Islam di Indonesia untuk bangga dengan kelebihan yang sudah ada. Dari mulai jumlah umat, termasuk mereka yang memiliki hafalan Al-Qur’an terbaik ada di negeri ini. Termasuk hafal sejumlah hadits, alfiyah dan lainnya.
“Silakan alim dan pintar, tapi sebagaimana diajarkan para masyayikh kita yakni tetap cinta kepada Indonesia,” tutupnya.
Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi