Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Savic Ali mengungkapkan pentingnya peran media NU Online dalam mendukung gagasan dan gerakan Nahdlatul Ulama (NU). Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa NU Online menjadi kapal pertama yang berlayar di samudera dunia maya dengan membawa bendera NU.
"Jadi yang pertama hadir dan karena itulah saya kira banyak sekali orang yang hari ini mengenali NU itu mungkin juga (karena) image NU Online. Yang ada di kepala nya itu adalah image yang dibangun oleh NU Online. NU Online merupakan penggerak organisasi NU di dunia maya," ujarnya pada Diskusi Media sebagai Penggerak Organisasi di Hotel Atria Serpong Tangerang Selatan, Kamis (11/10/2023).
Savic Ali menyoroti bagaimana media, khususnya media online, memiliki dampak besar dalam menggerakkan organisasi dan membangun opini publik. Dia menjelaskan bahwa media memengaruhi cara internal organisasi bergerak dan berkomunikasi serta mempengaruhi opini dan pemikiran masyarakat luas.
"Media memang salah satu kekuatan yang berpengaruh, pertama, secara internal menggerakkan organisasi. Kedua, untuk membangun opini publik, menentukan pikiran masa. Dalam konteks dia sebagai penggerak organisasi saya kira dalam sejarah NU dulu punya media di awal berdirinya," terangnya.
Ia menyebut, media yang pernah dimiliki oleh NU diantaranya Duta Masyarakat, Warta NU, kemudian NU Online yang lahir tahun 2003 ketika internet mulai masuk "Saya kira media di lingkungan NU, mau sekedar buletin Jumat, punya pengaruh besar dalam gagasan dan mempengaruhi tindakan," imbuhnya.
Ia juga menekankan pentingnya media dalam menyebarkan gagasan-gagasan dan memicu diskusi serta perdebatan di kalangan anggota organisasi. Gagasan yang dipublikasikan melalui media dapat mempengaruhi perubahan dan inovasi dalam organisasi. Selain itu, media juga dapat menginspirasi dan mendorong partisipasi yang lebih aktif dalam organisasi.
"Dalam konteks untuk menggerakkan sebuah gagasan dan menggerakkan tindakan juga. Saya kira sulit untuk membayangkan bahwa gagasan tentang, misal Pribumisasi Islam Gus Dur itu kalau dia tidak dikibarkan, tidak dimuat, tidak di-publish, tidak disebar oleh media, itu sulit," jelasnya.
Menurut Savic, keuntungan media tertulis adalah bisa dibaca cepat atau dibaca pelan-pelan, dibaca sambil lalu atau dibaca dengan memperhatikan sangat serius sehingga kepala bisa lebih peka, berbeda halnya dengan tradisi lisan.
"Jadi bagaimana sesuatu yang disebarluaskan oleh media dengan medium tertulis dulu itu memang bisa punya efek yang jauh lebih besar daripada sekedar lisan. Saya kira tulisan lebih powerful daripada suara, karena dia bisa dibaca lagi, berulang-ulang, diperhatikan, bisa per-paragraf, per-kalimat, bisa jadi kuat dan segala macam," ujar pria yang pernah menjadi Direktur NU Online ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, dalam konteks gerakan sosial, gagasan-gagasan yang yang dikemukakan di media bisa memicu diskusi atau perdebatan di internal organisasi.
"Hari ini kalau kita mau melemparkan misalnya, soal NU satu abad itu harus bagaimana, kalau kita melemparkannya di media, di online, dan segala macam itu akan dibicarakan, bagaimana NU mengimajinasikan NU di 100 tahun ke-2 misalnya. Berbeda kalau itu tidak muncul di media sama sekali," ujarnya.
"Kekuatan media, dalam konteks sejarah media online, saya kira kita sudah menyaksikan banyak, bagaimana gagasan-gagasan itu tetap bisa terawat. Saya kira hari ini salah satu misal pikiran-pikiran Gus Dur tetap dikenali banyak orang, itu faktor media online juga," jelasnya.
Savic Ali juga menekankan bahwa berita-berita yang dimuat di NU Online memberikan penghargaan dan apresiasi terhadap inisiatif dan perubahan yang dilakukan oleh organisasi di daerah. Menurutnya hal tersebut tidak hanya meningkatkan semangat anggota organisasi tetapi juga menginspirasi organisasi di tempat lain untuk mengikuti jejak yang positif.
Dengan begitu, media, khususnya media online, memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung gagasan dan gerakan NU serta berkontribusi pada perubahan positif dalam organisasi dan masyarakat.
"Bagaimana kita menyaksikan hanya dengan kekuatan berita itu bisa menggerakkan sebagaimana orang konsolidasi. Dan dalam konteks yang lain, lebih dari soal media yang menggerakkan gagasan, menggerakkan bidang-bidang pikiran, bahwa media itu bisa mendorong inovasi atau menginspirasi organisasi untuk mendapatkan partisipan yang signifikan," pungkasnya.