Semarang, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Marsudi Syuhud menyerukan kepada warga NU agar pada saat menjelang satu abad usia NU ini semakin gencar menyebarluaskan peran dan pengorbanan para kiai dan Nahdliyin dalam menjaga keutuhan NKRI.
"Tiga tahun lagi usia NU sudah mencapai seratus tahun. Mari kita evaluasi, kalau ada yang kurang mari diperbaiki bersama, kalau ada keberhasilan mari disyukuri," Kata H Marsudi di hadapan puluhan ribu warga NU.
Seruan itu disampaikan ketika Marsudi menyampaikan sambutan dalam puncak acara peringatan hari lahir (Harlah) ke-97 NU yang dikemas dalam acara NU Jateng Bershalawat yang diselenggarakan PWNU Jawa Tengah di lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang, Ahad (9/3) malam.
Menurutnya, salah satu cara mensyukuri adalah melalui aktivitas penyebarluasan peran dan pengorbanan kiai pesantren dan santrinya yang tak lain adalah Nahdliyin dalam turut serta mendirikan, merawat, dan menjaga keutuhan NKRI.
Penyebarluasan itu lanjutnya, bisa dilakukan melalui saluran-saluran dan jejaring Komunikasi yang ada mulai dari media massa atau media sosial, sehingga warga masyarakat di seluruh dunia tahu apa yang diperbuat oleh pesantren dan kiai terhadap Indonesia ini.
Ditambahkan, melalui gerakan ini maka akan mempersempit ruang dan gerakan pihak-pihak yang ingin menyepelekan dan membelokkan peran pesantren, kiai, santri, dan NU di dalam perjuangan di tanah air tercinta ini.
"Antara pesantren, kiai, santri, NU, dan NKRI merupakan satu kesatuan yang utuh," katanya.
Dikatakan, para kiai pesantren mendirikan NU yang diikuti para santri dan masyarakat, kemudian NU mendirikan NKRI. Maka sudah seharusnyalah kalau di sepanjang waktu dan dalam kondisi apapun NU selalu berkomitmen kepada NKRI.
"Termasuk Harlah NU pada saat ini adalah bagian dari peneguhan kesetiaan kepada bangsa dan negara," pungkasnya.
Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi setinggi-tingginya kepada para kiai, pesantren dan NU dalam menjaga dan merawat NKRI.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz