Ketum GP Ansor Tekankan Pentingnya Pengembangan Riset dan Inovasi untuk Hadapi Tantangan Global
Senin, 14 Oktober 2024 | 10:30 WIB
Ketum GP Ansor Addin Jauharudin dalam acara Kopdarnas 7 AIS Nusantara di Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, pada Sabtu (12/10/2024). (Foto: dok. AIS Nusantara)
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Addin Jauharudin menekankan pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi dalam menghadapi tantangan global.
Pernyataan ini disampaikan saat memberikan materi pada acara Kopdarnas 7 Arus Informasi Santri (AIS) Nusantara Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta Barat, pada Sabtu (12/10/2024).
Pada kesempatan itu, Addin juga menyoroti perbedaan signifikan antara Indonesia dan negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat dalam hal disiplin ilmu dan inovasi.
Ia menegaskan, kemajuan peradaban harus dilandasi visi besar dan pengetahuan mendalam. Addin juga menekankan pentingnya struktur dalam pengembangan ilmu.
"Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan fakta-fakta di lapangan yang disusun dalam kerangka tertentu dan menjadi sebuah teori," ujar Addin, melalui rilis yang diterima NU Online, Senin (14/10/2024).
Lebih lanjut, Addin menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan perlu dibarengi dengan manajemen yang baik untuk menghasilkan inovasi. Menurutnya, kombinasi teknik dan manajemen dalam berbagai disiplin ilmu dapat melahirkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
Addin mengidentifikasi empat elemen kunci yang harus dimiliki suatu bangsa untuk menjadi kuat yaitu produksi mandiri, sumber daya manusia (SDM) unggul, pasar yang besar, dan dukungan finansial.
Meski Indonesia memiliki potensi besar, ia mengakui bahwa ketergantungan pada produk luar negeri masih menjadi tantangan dalam menciptakan solusi inovatif yang relevan.
"Jika kita tidak memiliki lembaga riset dan kemampuan inovasi, maka kita akan kalah oleh kompetitor lain," tegas Addin, seraya mengajak peserta untuk berkolaborasi menghadapi perubahan teknologi yang cepat.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyarankan mahasiswa dan santri untuk memilih jurusan yang berkaitan dengan teknik dan manajemen.
"Ilmu yang kita peroleh harus bisa diterapkan dalam dunia sehari-hari dan berkontribusi pada inovasi produk," jelasnya.
Sebagai informasi, Acara Kopdarnas 7 ini merupakan bagian dari upaya AIS Nusantara untuk meningkatkan kapasitas anggotanya dalam menghadapi tantangan zaman.
Dengan pemahaman mendalam tentang pentingnya ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi, anggota AIS Nusantara diharapkan dapat mendorong pengembangan produk dan solusi yang bermanfaat, terutama dalam konteks literasi digital di lingkungan pesantren.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang berbagi pengetahuan, tetapi juga langkah strategis untuk membangun kolaborasi antara santri dan kader NU dalam menciptakan inovasi yang relevan dan berdaya saing global.
Melalui semangat gotong royong, AIS Nusantara berkomitmen menjadi garda terdepan dalam pengembangan teknologi informasi dan literasi digital di lingkungan pesantren Indonesia.