Ketum PBNU: Kitab Habib Umar Akan Dijadikan Referensi Santri
Rabu, 25 September 2019 | 02:30 WIB
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat menerima kunjungan Habib Umar bin Hafidz Yaman, Senin (29/9) di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat. (Foto: Junaidi)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyampaikan ucapan apresiasinya atas kitab-kitab karya Habib Umar bin Hafidz. Di hadapan Habib Umar, Kiai Said mengatakan bahwa NU dan pesantren akan menjadikan kitab-kitab tersebut sebagai bahan bacaan.
Menurutnya, kitab-kitab karya Habib Umar bin Hafidz mengandung pengetahuan keislaman yang kaya dan memenuhi kebutuhan keilmuan para santri di Indonesia.
“Habib Umar memiliki banyak karya. Kami akan memanfaatkan karya-karya bagus tersebut,” kata Kiai Said dalam bahasa Arab di hadapan Habib Umar pada akhir pertemuan keduanya di Lantai 3 Gedung PBNU, Senin (23/9) malam.
Kiai Said juga menunjukkan kepedulian umat Islam Indonesia terhadap Hadramaut, Yaman. Pengasuh Pesantren As-Tsaqafah Ciganjur ini mendoakan negara Yaman, negara di mana Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz bermukim.
“Kami berdoa semoga Allah memberikan kedamaian dan keselamatan bagi negara Yaman. Kami juga berdoa kepada Allah agar melaknat mereka yang memusuhi negara Yaman dan membuat kekacauan di dalamnya,” kata Kiai Said dalam Bahasa Arab.
Habib Umar dan Kiai Said saling mendoakan. Habib Umar mengucapkan terima kasih atas penerimaan dan penyambutan dirinya di Kantor PBNU. Ia juga menyampaikan rasa hormat dan cintanya kepada NU dan bangsa Indonesia.
“Kami bahagia dapat mengunjungi saudara sekalian, mengunjungi Nahdlatul Ulama, Kantor PBNU,” kata Habib Umar dalam bahasa Arab di hadapan pengurus harian PBNU dan masyarakat yang hadir menyambutnya.
Pertemuan Habib Umar dan Kiai Said berlangsung sekitar 15 menit. Percakapan mereka berlangsung begitu hangat. Dalam pertemuan tersebut, hadir juga beberapa pengurus PBNU. Di antaranya Rais Syuriyah PBNU (KH Zaki Mubarak dan KH Ahmad Ishomuddin), Katib Syuriyah PBNU (KH Mujib Qaliyubi, KH Nurul Yaqin Ishaq, KH Miftah Faqih, KH Zulfa Mustofa, KH M Afifuddin Dimyathi), dan Ketua PBNU (KH Abdul Manan Ghani, H Eman Suryaman, dan H Marsudi Syuhud).
Editor: Muchlison