Wakil Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar saat menghadiri Haul Akbar Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur, Rabu (26/7/2023) malam. (Foto: tangkapan layar kanal Youtube Pesantren Al-Falah Ploso)
Kediri, NU Online
Indonesia diuntungkan dengan hadirnya banyak pondok pesantren yang melahirkan kader-kader ulama yang mengajarkan Islam Moderat. Sehingga meskipun Indonesia berbeda-beda suku, agama, warna politik, tetapi tetap rukun dan bersatu.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Anwar Iskandar pada Haul Akbar Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur, Rabu (26/7/2023) malam.
“Kenapa Indonesia ini tetap tenang, guyub rukun, bersatu, bisa saling memberi toleransi antara yang berbeda latar belakang? Ini jawabannya hanya satu, karena Indonesia ini dihuni oleh ulama-ulama, ahli-ahli agama yang memiliki paham moderat, paham wasathiyah, dan itu dilahirkan oleh pondok-pondok pesantren seperti Ploso, Lirboyo, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa pesantren, selain merupakan perwujudan dari upaya para kiai untuk membentengi, memperjuangkan, dan melestarikan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah, juga merupakan cara dari para kiai untuk memberikan manfaat kepada umat.
“Inilah cara para ulama untuk membentengi dan melestarikan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah dan inilah cara ulama memberi manfaat kepada masyarakat, kepada Islam, dan manfaat untuk meluruskan ibadah, manfaat untuk shahihul ibadah, manfaat untuk shohihul muamalah, manfaat untuk tazkiyatun nufus, memberikan ajaran akhlak yang bagus,” terangnya.
Menurutnya pondok pesantren memberikan manfaat yang tidak ternilai harganya, sebab pondok pesantren mengajarkan akhlakul karimah. Sehingga orang akan selamat akidahnya, akan benar ibadahnya, akan benar dalam bekerja, benar dalam pergaulan sosial politiknya, dan akan bersih hatinya.
“Ini manfaat yang tidak ternilai harganya, oleh karena itu lantas Imam Ghazali mengatakan orang-orang yang mengajarkan ngaji, orang-orang yang terus mengajarkan agama Allah agar akidah masyarakat benar, agar ibadah masyarakat benar, agar muamalah masyarakat benar, agar hatinya bersih dari hati yang kotor. Ini oleh para malaikat langit dipuji-puji, dipanggil sebagai orang besar,” terangnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien Kota Kediri tersebut menegaskan bahwa memberi manfaat kepada umat banyak cara, bisa lewat ekonomi, lewat aturan-aturan yang memberi manfaat kepada masyarakat. Tetapi para ulama punya cara bagaimana memberi manfaat kepada masyarakat yaitu dengan ilmu yang membenarkan ibadah, muamalah, dan lain-lain.
“Ini nyata namanya, konkret, kiai-kiai dan ulama memberi manfaat nyata. Kiai-kiai, ulama kita itu punya cara, bagaimana memberi manfaat kepada umat, bagaimana memberi manfaat kepada bangsa, bagaimana memberi manfaat kepada negara ini. Tidak usah jauh-jauh, dari satu daerah ke daerah yang lain, diam saja di rumah mengaji, memantapkan keilmuan putranya dan santri-santrinya. Sehingga akhirnya santrinya menyebar ke seluruh daerah dan mereka juga akan menyebarkan ajaran dari sumbernya, itu sudah memberi manfaat yang besar dan inilah hakikat daripada ulama yang sebenarnya,” pungkasnya.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman