Kiai Nasich Aschal: Syaikhona Cholil Bangkalan Peletak Fondasi NKRI
Sabtu, 19 Februari 2022 | 09:30 WIB
KH R Nasich Aschal saat sambutan di Harlah ke-99 NU di Pesantren Syaichona Moh Cholil Bangkalan. (Foto: NU Online/Syakir)
Bangkalan, NU Online
Pengasuh Pesantren Syaichona Moh Cholil Bangkalan, KH R Nasich Aschal, mengatakan bahwa sosok inspirator pendirian Nahdlatul Ulama (NU) Syaikhona Moch Cholil adalah peletak fondasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurut dia, pernyataan ini berdasarkan penelusuran sejarah karya besar Syaikhona Cholil Bangkalan. Pihaknya telah menemukan sebuah manuskrip karangan Syaikhona Cholil.
“Manuskrip tersebut bertuliskan hubbul wathan minal iman. Ini bukti Kiai Cholil tidak hanya kita baca isyarah-nya saja. Akan tetapi, juga ada pemikiran besar tentang nasionalisme, keutuhan negara dan toleransi,” jelasnya saat perayaan Harlah ke-99 Nahdlatul Ulama, Kamis (17/2/2022).
R Nasich Aschal menambahkan, dzuriyah Syaikhona Kholil memang gencar menelusuri karya-karya Syaikhona Cholil yang tersebar di berbagai lokasi. Lewat karya tersebut, masyarakat akan bisa mengetahui pemikiran besar Syaikhona untuk negara.
Syaikhona juga diketahui pernah belajar ke banyak guru dan pesantren di Nusantara, salah satunya Pesantren Sidogiri. “Syaikhona Kholil Bangkalan tidak dikenal hanya barakahnya, tapi karya besarnya. Disebut sebagai peletak fondasi tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia ini,” imbuhnya.
Ia juga mengapresiasi langkah PBNU yang menyelenggarakan Harlah ke-99 Nahdlatul Ulama di Bangkalan. Sehingga seluruh Indonesia mengalihkan pandangannya ke bumi Madura dan Syaikhona Cholil Bangkalan.
Ia juga mengungkapkan terima kasih kepada Gus Yahya karena sudah memilih pesantren keluarganya. Pesantren ini, lanjut dia, melalui karya Syaikhona Cholil mengajarkan banyak hal untuk agama dan negara.
“Insya Allah, NU Madura akan jaya kembali. Kita siap mengawal inspirasi yang lahir dari muassis Nahdlatul Ulama,” imbuhnya.
Dikatakan, sosok Syaikhona Cholil Bangkalan memang memiliki kecintaan kepada negara. Selain lewat karyanya, pemikiran Syaikhona juga bisa dilihat dari murid-muridnya seperti KH Muhammad Hasyim Asy'ari dan KH As'ad Syamsul Arifin.
Oleh karenanya, ia berharap momentum harlah NU kali ini bisa mengangkat kembali sejarah penting Nahdlatul Ulama di bumi Madura. Meningkatkan kecintaan kepada negara.
“Kita semua tentu akan sepakat kalau jam'iyah NU lahir dari inspirator melalui isyarah tasbih dan tongkat. Maka pemilihan pesantren ini sebagai tempat harlah NU sangat tepat,” tandasnya.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Musthofa Asrori