Kiai Said Asrori: Fungsi Bertarekat Menjaga Iman, Tidak Menuhankan Ilmu, Jabatan, dan Harta
Selasa, 8 Agustus 2023 | 09:15 WIB
Katib Aam PBNU, KH Akhmad Said Asrori saat mengisi pengajian Manaqib Kubro, Istighotsah dan Pengajian Umum di Lapangan Desa Karangharjo, Kragan, Rembang Jawa Tengah, Ahad (6/8/2023) (Foto: PCNU Lasem)
Rembang, NU Online
Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Akhmad Said Asrori menjelaskan, Imam Nawawi Al-Bantani dalam sebuah kitab tafsirnya menyatakan bahwa untuk menjaga iman sampai mati, umat Muslim atau orang Islam sebaiknya ikut tarekat.
Kiai Said mengatakan makna tarekat sebenarnya banyak. Tarekat menurut ahli tasawuf merupakan perjalanan yang dikhususkan untuk menuju wusul (sampai) kepada Allah. Ada beberapa istilah dalam tarekat, seperti salik dan suluk. Orang yang berjalan disebut salik, sedang perjalanannya disebut suluk. Salik disebut juga murid. Murid diambil dalam bahasa Arab yang artinya orang punya keinginan dan berharap agar dapat ridha Allah.
"Oleh karenanya, agar kita berjalan benar maka kita harus dituntun seorang guru yang disebut mursyid. Mursiydul kamil (mursyid yang sempurna) yaitu Nabi Muhammad saw, dan murid Nabi yakni para Sahabat," terang Kiai Said Asrori saat mengisi mauidhah hasanah dalam acara Manaqib Kubro, Istighotsah dan Pengajian Umum di Lapangan Desa Karangharjo, Kragan, Rembang Jawa Tengah, Ahad (6/8/2023).
Dalam acara yang diselenggarakan JATMAN Idaroh Syu’biyah Lasem dan Rembang ini, Kiai Said Asrori menuturkan seorang Muslim yang sudah berbaiat tarekat sudah terikat janji, mengucap Allah adalah Tuhannya. Orang yang bertarekat sejatinya tidak akan menuhankan hal lain selain Allah.
"Padahal, banyak orang Tuhannya (menuhankan) ilmu, jabatan dan harta. Contohnya seperti profesor yang dungu, hanya bangga terhadap logika dan ilmunya, tapi tidak percaya Tuhan dan kitab-kitab Allah," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thullab, Magelang.
Kiai Said menegaskan, itulah sebabnya seorang Muslim perlu ikut tarekat. "Yang sudah ikut saja, saat dzikir dan istighotsah untuk ingat Allah sulitnya bukan main, apalagi yang tidak berdzikir dan tidak bertarekat. Sejatinya orang yang ikut tarekat itu berjanji kepada Allah bahwa Tuhannya adalah Allah atau rabunallah. Kemudian tsummastaqaamuu. Tsummastaqaamuu menurut Imam Ghozali maknanya melanggengkan taat pada Allah," bebernya.
"Insyaallah dengan kita ikut tarekat, kita bisa melupakan dunia dan yang hadir hanya Allah. Maka, setelahnya tatanazzalu alaihimul malaaikatu allaa takhaafuu. Yang substansinya, malaikat diutus turun pada kita dan bilang jangan takut. Jangan takut miskin dan sengsara," terangnya.
Kiai yang pernah mengemban amanah sebagai Rais Syuriyah PBNU 2015-2020 ini mengaku mengikuti atau berbaiat pada tiga tarekat yakni Qodiriyah, Naqsabandiyah, Syadziliyah. Ia mengatakan mengapa seseorang membutuhkan mursyid, supaya dalam memegang kalimat syahadat muttasil atau tersambung sampai Rasulullah.