Nasional

Kiai Said Tegaskan NU Bukan Pengusung Bid'ah

Senin, 24 Februari 2020 | 06:30 WIB

Kiai Said Tegaskan NU Bukan Pengusung Bid'ah

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Kendal Jawa Tengah (Foto: NU Online/A Rifqi Hidayat)

Kendal, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)  KH Said Aqil Siroj menegaskan, NU bukan pengusung bid'ah akan tetapi pemilik kebenaran.
 
"Nahnu ashabul haq, alhaqqu fiddin walwathan. Benar dalam cara beragama, benar dalam cara berbangsa dan bernegara," kata Kiai Said.
 
Hal ini disampaikan saat memberikan taushiyah pada acara peresmian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) percontohan nasional dan peletakan batu pertama Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) di Kendal, Jawa Tengah, Selasa (18/2).
 
Selain itu, Kiai Said juga mengingatkan tentang pentingnya membaca Al-Qur'an yang mujawwad. Dia mengatakan, ada ormas Islam dengan pola berpakaian selayaknya Arab, berjubah akan tetapi tidak mampu melafalkan Al-Qur'an dengan baik dan benar.
 
"Jangan sampai pengurus NU ada yang seperti itu," tegasnya. 
 
Dalam kesempatan tersebut, dilaksanakan pula peluncuran Koin Muktamar sebagai ikhtiar usaha kemandirian organisasi yang tidak mengandalkan proposal.  Dicontohkannya beberapa bangunan perguruan tinggi yang dibangun tanpa proposal.
 
"NU harus mandiri," tegasnya.
 
Untuk itu, Kiai Said mengingatkan bahwa muktamar bukanlah acara PBNU, melainkan acara warga NU. "Muktamar iku gawene wong NU, dudu pengurus PB," tandasnya.
 
Dengan adanya koin muktamar, ia mewanti-wanti warga NU untuk turut andil mensukseskan muktamar sesuai kapasitas dan kemampuan. "Kita jaga muktamar, kita kawal muktamar. Tidak ada ribut, tidak ada." pesannya.
 
Kiai kelahiran Cirebon itu menekankan, jika terdapat sisa koin setelah muktamar akan dikembalikan ke berbagai tingkatan NU. Sebagai jaminan, nanti ada auditor independen yang mengawasi penggunaan koin.
 
Rais Syuriah PCNU Kendal KH Izzudin Abdussalam kepada NU Online, Sabtu (22/2) mengatakan, koin muktamar merupakan upaya menuju NU yang mandiri. Maka pelaksanaan muktamar dibiayai sendiri. 
 
"Infak merupakan kebutuhan bersama sebagai warga NU dan bangsa Indonesia. Memberikan infak untuk NU yang melindungi kita dan Indonesia," tegasnya. 
 
Kontributor: A Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz