Kolaborasi LD PBNU dan LTM PBNU Gelar Standardisasi Imam dan Khatib Jumat Angkatan Ke-4
Senin, 11 November 2024 | 06:45 WIB
Peserta kegiatan Standardisasi Imam dan Khatib Jumat Angkatan Ke-4 di PBNU, Sabtu (9/11/2024). (Foto: LD PBNU)
Jakarta, NU Online
Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) berkolaborasi dengan Lembaga Takmir Masjid (LTM PBNU) dalam menyelenggarakan program Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat Angkatan Ke-4. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu (9/11/2024) di Aula Gedung PBNU Jakarta Pusat.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memperkuat kompetensi para imam dan khatib agar mereka mampu menyampaikan dakwah yang profesional dan berkualitas, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Melalui kolaborasi LD PBNU dan LTM PBNU, program ini diharapkan dapat mencetak khatib yang berpengetahuan luas dan mampu menjawab tantangan zaman, khususnya dalam konteks masjid-masjid di lingkungan NU.
Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU, KH Nurul Badruttamam dalam sambutannya menegaskan pentingnya kegiatan standardisasi ini sebagai langkah untuk menyelaraskan kualitas khutbah yang disampaikan di masjid-masjid NU.
"Kegiatan ini adalah upaya untuk menguatkan kompetensi para imam dan khatib Nahdlatul Ulama. Dengan bertambahnya jumlah masjid di tengah masyarakat, kita perlu memenuhi tuntutan zaman dengan kualitas yang semakin baik, agar dakwah yang kita sampaikan mampu menjawab kebutuhan masyarakat saat ini," ujarnya.
Pihaknya juga menggarisbawahi bahwa program standardisasi ini bertujuan untuk menetapkan acuan dan perspektif yang sama, sehingga khutbah yang disampaikan mampu menjadi sumber inspirasi dan kedamaian bagi jamaah.
Ketua PBNU, KH Ahmad Fahrurrozi dalam arahannya mengingatkan para peserta akan pentingnya menyampaikan khutbah dengan bahasa yang baik, singkat, dan padat.
"Sebagai khatib, kita harus memahami kebutuhan jamaah dan menyampaikan khutbah tanpa isu polemik yang dapat memecah belah. Penampilan dan penyampaian yang baik harus diutamakan, karena mimbar adalah tempat yang menyampaikan kebaikan dan kedamaian," jelasnya.
Selain itu dia juga menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam dalam bacaan tajwid, agar imam tidak hanya sekadar hafalan namun juga memahami arti dan makna dari bacaan Al-Qur’an yang disampaikan.
Acara ini diikuti oleh 107 peserta dari kalangan tokoh-tokoh NU, kiai, ulama dan para dai yang biasa menyampaikan khutbah di masjid daerah mereka masing-masing. Melalui kegiatan ini, diharapkan para imam dan khatib dapat terus belajar dan memperbaiki diri untuk memenuhi harapan masyarakat dan meningkatkan kualitas dakwah di masjid-masjid lingkungan NU.