Nasional

Komnas HAM Beberkan Fokus Penyelidikan Demo Agustus-September, Salah Satunya Orang Hilang

Senin, 22 September 2025 | 15:30 WIB

Komnas HAM Beberkan Fokus Penyelidikan Demo Agustus-September, Salah Satunya Orang Hilang

Ketua Komnas HAM Anis Hidayah. (Foto: dok. pribadi)

Jakarta, NU Online

Tim independen yang dibentuk Komnas HAM bersama enam lembaga hak asasi manusia mulai bekerja untuk melakukan penyelidikan terhadap demonstrasi Agustus-September yang menimbulkan korban jiwa.


Ketua Komnas HAM Anis Hidayah menegaskan bahwa tim ini dibentuk bukan sekadar simbol, melainkan instrumen penting untuk memastikan kebenaran terungkap dan hak korban dipulihkan.


"Ada tujuh ruang lingkup utama yang menjadi fokus penyelidikan, mulai dari kronologi peristiwa, aktor yang diduga terlibat baik negara maupun non-negara, hingga dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat," ujar Anis usai rapat dengan Komisi III DPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (22/9/2025).


Salah satu fokus utama tim independen adalah praktik penangkapan dan penahanan yang diduga dilakukan secara sewenang-wenang.


Laporan masyarakat menunjukkan adanya indikasi penyiksaan, pelecehan, dan pengabaian hak bantuan hukum terhadap korban penangkapan.


"Kami perlu memastikan apakah prosedur penangkapan sesuai aturan atau justru melanggar HAM. Dugaan penyiksaan atau perlakuan tidak manusiawi akan menjadi perhatian utama," jelas Anis.


Ia membeberkan bahwa tim independen ini juga akan memetakan dampak kerusuhan, baik terhadap individu maupun fasilitas publik. Pendekatan ini, menurut Anis, sangat penting agar penyelidikan tidak berhenti pada siapa yang salah, tetapi juga bagaimana kerusuhan telah meninggalkan luka sosial yang mendalam.


"Kerusuhan tidak hanya merugikan korban langsung, tapi juga meninggalkan trauma sosial. Itu sebabnya pemulihan harus mencakup aspek medis, psikososial, dan sosial kemasyarakatan," tegasnya.


Data orang hilang

Dalam catatan Komnas HAM, tiga orang sempat dinyatakan hilang selama kerusuhan. Satu di antaranya sudah ditemukan, sementara dua lainnya masih belum jelas keberadaannya.


"Koordinasi dengan kepolisian terus dilakukan. Publik berhak tahu apakah mereka benar-benar pergi dengan kesadaran sendiri atau ada upaya lain yang membuat mereka hilang," ungkap Anis.


Anis menyadari masih ada keraguan masyarakat mengenai keseriusan aparat dalam menangani kasus ini. Karena itu, kerja tim independen diarahkan untuk menghasilkan laporan yang objektif dan transparan.


"Kami ingin memastikan kebenaran terungkap, akuntabilitas aparat ditegakkan, dan tidak ada impunitas. Hasil penyelidikan ini akan kami rampungkan dalam tiga bulan ke depan," ujarnya.


Anis berharap, tim independen ini dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai akar persoalan kerusuhan, siapa yang bertanggung jawab, serta langkah pemulihan yang harus segera dilakukan negara terhadap para korban.