Kurikulum Cinta Tanamkan Toleransi, Harmoni, dan Kepedulian Lingkungan
Selasa, 30 September 2025 | 11:30 WIB
Jakarta, NU Online
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menegaskan bahwa penerapan Kurikulum Cinta tidak hanya berfokus pada penguatan spiritualitas dan karakter, tetapi juga pada penanaman sikap toleransi, harmoni sosial, dan kepedulian terhadap lingkungan.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amien Suyitno menyatakan bahwa cara paling mendasar untuk menumbuhkan toleransi dan empati adalah dengan saling memahami serta menyadari bahwa keberagaman merupakan sebuah keniscayaan.
“Keberagaman itu kemestian, keberagaman itu tidak bisa kemudian dianggap sesuatu yang sifatnya jadi halangan,” ujarnya saat ditemui di Jakarta Senin (29/9/2025).
Ia menekankan pentingnya membangun harmoni dengan cara mencari persamaan, bukan memperbesar perbedaan.
“Kalau urusan itu, jangan di antara agama. Selalu keluarga pun bisa ribut juga. Satu keluarga, seagama bisa ribut karena yang dicari itu perbedaannya, bukan cari kesamaannya,” jelasnya.
Suyitno menegaskan, mencari persamaan di tengah keberagaman akan melahirkan kehidupan yang harmonis.
“Dengan mencari persamaan itu diharapkan nanti akan menjadi harmoni. Dan harmoni itu yang sekarang sedang kita tanamkan agar semua orang bisa sinergi, membangun bangsa atas dasar perbedaan,” ungkapnya.
Lebih jauh, ia menjelaskan empat aspek utama Kurikulum Cinta. Pertama, membangun cinta kepada Tuhan (Hablun minallah). Kedua, menumbuhkan cinta kepada sesama manusia tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, dan budaya (Hablun minannas). Ketiga, membentuk kepedulian terhadap alam dan lingkungan (Hablun bil bi’ah). Keempat, meneguhkan kecintaan kepada bangsa (Hubbul Wathan).
Selain nilai toleransi, Kurikulum Cinta juga mengintegrasikan perspektif ekoteologi. Melalui pendekatan ini, peserta didik diharapkan semakin peduli terhadap kelestarian lingkungan.
“Ya, di dalamnya itu. Apakah juga ke sekolah? Nanti bertahap ya,” kata Suyitno.
Dengan demikian, Ia mengungkapkan Kurikulum Cinta diharapkan mampu melahirkan generasi yang beriman, toleran, harmonis, nasionalis, dan peduli lingkungan, sehingga mewujudkan masyarakat yang damai dalam keberagaman.