LAZISNU PBNU Turut Bantu Penanganan Dampak Tragedi Stadion Kanjuruhan
Kamis, 6 Oktober 2022 | 09:00 WIB
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyerahkan bantuan untuk keluarga korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Selasa (4/10/2022). (Foto: istimewa)
Jakarta, NU Online
Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah Nahdlatul Ulama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LAZISNU PBNU) turut aktif dalam penanganan dampak tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022). Salah satunya adalah dengan penyaluran bantuan kemanusiaan kepada keluarga yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Penyaluran dilakukan Selasa (4/10/2022) bersamaan dengan kunjungan Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf ke Malang.
Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU PBNU Qohari Cholil mengatakan bantuan kemanusiaan yang disalurkan berupa uang tunai untuk korban yang mengalami luka ringan, sedang, dan korban luka berat yang dirawat di rumah sakit.
"LAZISNU mendapat amanah dari PBNU untuk berperan dalam membantu korban tragedi Kanjuruhan, khususnya memberikan santunan bagi korban yang luka-luka, baik luka ringan, sedang, maupun luka berat," kata Qohari Cholil yang turut hadir dalam kegiatan penyaluran bantuan.
Qohari menjelaskan, pemberian santunan dilakukan secara bertahap sesuai data yang masuk serta terverifikasi nama dan alamatnya.
Bantuan tersebut merupakan kerja sama LAZISNU PBNU dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) dan platorm digital Tokopedia.
"LAZISNU menggandeng platform digital Tokopedia dan BSI untuk menyalurkan bantuan berupa uang tunai bagi para korban. LAZISNU PBNU telah menerima support dari bank BSI sebesar Rp100 juta dan dari Tokopedia Rp50 juta. Terima kasih kepada para donatur, khususnya Tokopedia dan BSI yang telah mempercayakan LAZISNU sebagai mitra dalam menyalurkan bantuan bagi para korban tragedi Kanjuruhan," jelas Qohari.
Ke depan LAZISNU PBNU pun akan memberikan beasiswa bagi anak-anak dari keluarga korban sampai mandiri.
Sementara itu Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyebut, apa yang terjadi di Kanjuruhan merupakan musibah besar. Atas nama PBNU, Gus Yahya mengajak masyarakat agar tetap memelihara husnudzon atau berprasangka yang baik kepada Allah swt.
"Yang terjadi adalah qadha dan qadar Allah," ungkap Gus Yahya saat mengikuti doa dan tahlil untuk korban Tragedi Kanjuruhan di kantor PCNU Kota Malang.
Untuk membantu korban, NU pun membentuk satuan gugus tugas Tragedi Kanjuruhan dengan mendirikan Posko Terpadu, yang berlokasi di Kantor PCNU Kabupaten Malang.
Posko Terpadu dibentuk dengan melibatkan semua unsur, mulai dari PBNU, PWNU, PCNU, serta lembaga dan banom di bawah NU seperti LAZISNU, Lembaga Kesehatan NU, Banom Ansor-Banser, Fatayat, Muslimat, dan lembaga Banom NU lainnya.
Meski telah mendirikan Posko Terpadu, Gus Yahya mengingatkan kepada para petugas Posko untuk bertindak proaktif mencari dan mendatangi keluarga korban.
"Jangan menunggu masyarakat yang meminta bantuan, tapi (petugas Posko) harus proaktif, jemput bola. Yang yatim juga harus diurus sampai mandiri. Jangan hanya bayari SPP, tapi harus dipikirkan sampai dia bisa hidup mandiri," tegas Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Leteh, Rembang ini.
Menurut Gus Yahya, bantuan kemanusiaan dan kepedulian NU merupakan wujud tanggung jawab NU kepada masyarakat, dalam hal ini kepada korban dan keluarga korban dari tragedi Kanjuruhan.
"Bagi NU, ini (bantuan) wajib dilakukan sebagai bagian dari tanggung jawab NU. Kalau tidak dilaksanakan, kita berdosa," ucapnya.
Tragedi kemanusiaan memilukan terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur menyebabkan lebih dari seratus orang meninggal dunia dalam kericuhan yang terjadi pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan pertandingan sebenarnya berjalan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.
Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para pendukung tim berjuluk Singo Edan tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," kata Nico.
Kontributor: Wahyu Noerhadi
Editor: Kendi Setiawan