Nasional

LAZISNU Salurkan Bantuan Perlengkapan Ibadah untuk Mualaf melalui DKM Masjid An-Nahdlah

Selasa, 11 November 2025 | 20:30 WIB

LAZISNU Salurkan Bantuan Perlengkapan Ibadah untuk Mualaf melalui DKM Masjid An-Nahdlah

Penyerahan bantuan perlengkapan ibadah atau Mualaf Kit secara simbolis dari Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU Riri Khariroh kepada Ketua DKM Masjid An-Nahdlah PBNU H Ahmad Syatiri, pada Selasa (11/10/2025). (Foto: NU Online/Aru)

Jakarta, NU Online

NU Care-LAZISNU menyalurkan bantuan perlengkapan ibadah atau Mualaf Kit kepada para mualaf melalui Dewan Kemakmuran Masjid An-Nahdlah, Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta.


Penyerahan Mualaf Kit dilakukan secara simbolis oleh Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU Riri Khariroh kepada Ketua DKM An-Nahdlah Kantor PBNU H Ahmad Syatiri, pada Selasa (11/10/2025).


Riri Khariroh menjelaskan bahwa bantuan Mualaf Kit ini merupakan program pertama kali dari NU Care-LAZISNU dalam memberikan dukungan khusus kepada para mualaf yang datang ke Masjid An-Nahdlah untuk mengikrarkan syahadat.


Menurutnya, gagasan ini muncul berkat pengajuan dan perhatian DKM Masjid An-Nahdlah terhadap kondisi para mualaf.


“Kami bersyukur karena ada permintaan dari DKM terkait Mualaf Kit. Ini adalah jenis bantuan pertama yang dilakukan NU Care-LAZISNU untuk mualaf. Kalau tidak ada ide dari DKM, kami mungkin belum terpikir soal ini. Karena kadang ada juga mualaf yang mustahik dan harus mendapat perhatian,” ujar Riri.


Ia menjelaskan bahwa Mualaf Kit berisi perlengkapan dasar ibadah yang dibutuhkan seorang Muslim dalam menjalankan kewajiban harian. Untuk mualaf laki-laki, paket berisi sajadah, sarung, peci, dan Al-Qur’an.


Sementara untuk mualaf perempuan, berisi mukena, sajadah, dan Al-Qur’an. Selain itu, terdapat tambahan buku tuntunan shalat ala NU dari DKM Masjid An-Nahdlah sebagai pedoman awal bagi para mualaf dalam menjalankan ibadah.


“Perlengkapan ini harapannya bisa memberikan manfaat dan kegembiraan bagi para mualaf. Tidak hanya sekadar cendera mata, tetapi menjadi bekal awal menjalankan Islam secara perlahan dan mendasar,” tambahnya.


Pada tahap awal, NU Care-LAZISNU menyiapkan 50 paket dan membuka kemungkinan penambahan jumlah sesuai kebutuhan.


Riri menegaskan, dukungan terhadap mualaf tidak hanya berhenti pada pemberian perlengkapan ibadah. Ke depan, ia membuka ruang kerja sama yang lebih panjang, terutama untuk mualaf yang tergolong mustahik.


"Kalau memang mereka membutuhkan, ada skema program lain. Misalnya bantuan modal usaha atau bantuan sosial bagi keluarga kurang mampu. Selain itu juga perlu ada pembinaan, baik oleh DKM maupun lembaga NU lainnya,” katanya.


Penyaluran Mualaf Kit ini disambut baik oleh Ketua DKM Masjid An-Nahdlah PBNU H Ahmad Syatiri. Ia menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih atas dukungan LAZISNU yang disebutnya menjawab kebutuhan nyata di lapangan.


Menurutnya, Masjid An-Nahdlah sering menjadi tempat mualaf bersyahadat, sehingga kebutuhan perlengkapan ibadah kerap muncul secara mendadak.


“Seringkali para mualaf datang dengan niat yang kuat, tetapi tidak memiliki sarana ibadah. Bahkan ada yang meminjam pakaian tetangga atau tidak membawa ongkos pulang. Pernah sampai pakaian istri saya, saya bawakan untuk mereka. Saya merasa miris sekaligus terpanggil,” ujarnya.


Ia menjelaskan bahwa para mualaf yang datang berasal dari latar belakang sosial yang beragam, mulai dari masyarakat kecil hingga kelas menengah, bahkan ada pula yang berasal dari luar negeri.


“Ada yang dari Jerman, masih usia SMA, datang memeluk Islam di sini. Sudah semestinya kita menghargai dan memuliakan mereka, memberikan bimbingan, dan menyediakan perlengkapan ibadah,” ucapnya.


Ahmad Syatiri berharap program ini dapat berkelanjutan. Selain perlengkapan ibadah, ia mengusulkan agar ke depan dapat disertakan bantuan tambahan, yakni dana transportasi atau dukungan biaya khitan bagi mualaf yang membutuhkan.


“Karena ada juga mualaf dhuafa, mereka butuh pendampingan. Kita di PBNU punya tanggung jawab moral untuk merangkul mereka,” tegasnya.


Syatiri berharap, program ini dapat memperkuat syiar Islam yang ramah, penuh kasih, dan membimbing umat dengan pendekatan yang manusiawi.


Baginya, program Mualaf Kit ini menjadi langkah awal yang disebut sebagai bentuk komitmen keberlanjutan, agar para mualaf merasa diterima dan terayomi dalam lingkungan masyarakat.