LF PBNU Ungkap 2024 Bakal Terjadi 3 Gerhana, Dapatkah Dilihat dari Indonesia?
Jumat, 29 Desember 2023 | 10:00 WIB
Jakarta, NU Online
Pergantian tahun dari 2023 ke tahun 2024 tinggal menghitung hari. Setiap tahun, salah satu momen yang ditunggu masyarakat ialah peristiwa gerhana, baik itu gerhana matahari maupun gerhana bulan.
Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), Muh Ma’rufin Sudibyo menjelaskan, di tahun 2024 nanti akan ada 3 gerhana, rinciannya adalah dua gerhana matahari dan satu gerhana bulan. Namun, kata dia, dari ketiga gerhana tersebut tidak ada yang bisa diamati dari Indonesia.
“Secara resmi dalam publikasi 2024 Lembaga Falakiyah PBNU menyampaikan bahwa tidak ada gerhana, baik itu bulan maupun matahari, yang bisa dilihat dari Indonesia sepanjang tahun 2024. Jadi tidak ada dasar bagi penyelenggaraan shalat gerhana di Indonesia pada tahun 2024 mendatang,” jelas Ma'rufin, Jumat (29/12/2023).
Ia kemudian membeberkan waktu terjadinya masing-masing gerhana, baik itu gerhana matahari maupun gerhana bulan.
“Pertama adalah Gerhana Matahari Total Malam pada Selasa Legi 29 Ramadhan 1445 H (8-9 April 2024 M), ini tidak terlihat di Indonesia, hanya terlihat di benua Amerika bagian utara, kedua adalah Gerhana Matahari Cincin Malam pada Kamis Pon 29 Rabi’ul Awal 1446 H (2-3 Oktober 2024 M) dan juga tidak terlihat di Indonesia, hanya terlihat di benua Amerika bagian selatan,” ujarnya.
“Terakhir adalah Gerhana Bulan Sebagian Rabu Pon 16 Rabi’ul Awal 1446 H (18 September 2024 M) yang juga tidak terlihat di Indonesia karena hanya terlihat dari benua Amerika, Afrika dan Eropa serta bagian Asia barat,” imbuh Ma'rufin.
Ia kemudian menjelaskan tata aturan pembentukan data dari Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU).
“Dalam tata aturan pembentukan data Gerhana di LFNU, hanya gerhana yg berpotensi bisa dilihat saja yg disajikan sebagai data mentah. Meliputi Gerhana Matahari Total, Gerhana Matahari Sebagian, Gerhana Bulan Total, dan Gerhana Bulan Sebagian. Rujukannya ke landasan shalat gerhana, yakni terlihatnya gerhana,” jelasnya.
“Maka gerhana bulan penumbra (samar) tidak masuk ke dalam daftar. Karena tak bisa dilihat secara kasat mata,” tutupnya.