LP Ma'arif PBNU Berharap POP Jabar dan Lampung Pertajam Kapasitas Pendidik
Ahad, 26 Februari 2023 | 10:00 WIB
Sekretaris LP Ma’arif NU Harianto Oghie Menutup kegiatan Penguatan Literasi dan Numerasi bagi kepala sekolah dan guru di bawah satuan pendidikan LP Ma’arif NU, kerjasama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui Program Organisasi Penggerak (POP) di Bandung, Sabtu (25/2/2023). (Foto: Dok. LP Ma’arif NU)
Jakarta, NU Online
Program Organisasi Penggerak (POP) tingkat SD zona Jawa Barat dan Lampung yang diselenggarakan pada 22-25 Feruari 2023 resmi ditutup oleh Sekretaris LP Ma’arif NU Harianto Oghie. Kegiatan ini ditutup secara secara Hybrid, luring, dan daring via zoom, pada Sabtu (25/2/2023) malam.
Oghie, sapaan akrabnya, berharap program ini menjadi bagian dari upaya peningkatan kapasitas dan kompetensi pendidik pada umumnya, khususnya pengajar satuan pendidikan LP Ma’arif NU.
“Pendidik atau guru wajib senantiasa mengembangkan sikap diri untuk terus menjadi individu pembelajar mutlak dijalankan dalam upaya peningkatan kapasitas yang adaptif sesuai tuntutan zaman anak didik,” terangnya.
Ia lantas mengutip perkataan Ali Bin Abi Thalib, ‘ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena anak-anakmu hidup di zamannya, bukan di zaman kamu’. Dan, mengingatkan apa yang telah disampaikan Ketua LP Ma’arif NU M Ali Ramdhani kepada peserta POP 2023 Jabar dan Lampung.
“Bahwa orang pintar dan terpelajar adalah pemilik masa lalu dan masa kini, sementara orang pintar yang terus mau belajar adalah pemilik masa depan,” ungkapnya.
Sebab itu, lanjut dia, proses pendidikan pada dasarnya kehendak untuk mengubah diri dan komunitas menuju peradaban yang lebih baik. Tentu upaya ini dilakukan terus menerus dalam mengasah diri dengan mengadaptasi model-model pendidikan dan pembelajaran inovatif serta relevan dengan dinamika dan perkembangan zaman yang bergantung pada IT (digital).
“Saya berpesan kepada seluruh peserta baik zona Jabar maupun Lampung, bahwa kata-kata guru dapat mempengaruhi sikap, cara berfikir bagi siswa sehingga guru adalah sinar bagi masa depan anak didiknya,” ucap dia.
Besar harapan Oghie kepada kepala sekolah dan guru-guru, selain penguasaan kompetensi literasi dan numerasi, guru juga harus menjadi panutan/teladan bagi anak-anak didiknya. Sebab guru memiliki tanggung jawab terhadap pembangunan dan pengembangan karakter/attitude dan moral serta adab akhlak spiritual anak didiknya.
Mengingat esensi pendidikan, LP Ma’arif NU tidak hanya melakukan transfer pengetahuan saja. Lebih dari itu, pendidikan wajib dapat menginternalisasikan nilai moral dan keagamaan dengan mentransformasikan paham Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah, sebagai tatanan nilai dalam ekosistem pendidikan.
“Hal ini, tanggungjawab kita semua sebagai guru yang menjadi pendamping dan penyaring nilai karakter dengan praktik baik bagi anak didik. Sebab sekolah adalah rumah utama anak didik selain lingkungannya. Maka kita guru harus menciptakan proses pembelajaran di lingkungan sekolah yang ramah anak ( happy dan menyenangkan) sarat dengan nilai-nilai adab yang berakhlak, jauh dari perundungan (bullying) intoleran dan anti kekerasan,” tandas Oghie.
Sebagai, informasi LP Ma'arif NU Jawa Barat dan Lampung menyelenggarakan Penguatan Literasi dan Numerasi bagi kepala sekolah dan guru-guru di bawah Satuan Pendidikan LP Ma’arif NU, kerjasama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. melalui Program Organisasi Penggerak, sejak 22-25 Februari 2023, tercatat 253 kepala sekolah dan guru mengikuti kegiatan ini secara hybrid.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin