Nasional

LPBINU Gencarkan Edukasi Mitigasi Bencana kepada Masyarakat

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 15:00 WIB

LPBINU Gencarkan Edukasi Mitigasi Bencana kepada Masyarakat

Ilustrasi: relawan LPBINU Bali saat membantu asesemen warga terdampak banjir di Bali. (Foto: dok. LPBINU)

Jakarta, NU Online

Anggota Pengurus Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) Syamsul Arifin menyampaikan bahwa LPBINU terus menggencarkan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat, khususnya warga NU.


Ia menyampaikan bahwa edukasi tidak hanya dilakukan di sekolah-sekolah, tetapi juga melalui tempat-tempat ibadah yang bekerja sama dengan Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU). 


“Ketika melakukan syiar agama baik pengajian, khutbah, atau ceramah untuk menyisipkan tema-tema yang berhubungan dengan kebencanaan, perubahan iklim, termasuk mencintai lingkungan, kebersihan,” ujarnya kepada NU Online, Sabtu (4/10/2025).


Menurutnya, hal tersebut bertujuan agar masyarakat semakin sadar bahwa menjaga kebersihan dimulai dari diri sendiri dan keluarga, sehingga kualitas udara dan air tetap terjaga dengan standar yang baik.


Syamsul menyampaikan bahwa LPBINU tengah menyusun buku panduan mitigasi bencana yang berisi langkah-langkah sebelum, saat, dan setelah bencana. Panduan ini akan dibagikan ke sekolah, majelis taklim, hingga pondok pesantren agar bisa menjadi rujukan dalam menghadapi berbagai jenis bencana, seperti banjir, longsor, atau angin puting beliung.


Ia menyampaikan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi adalah masih ada masyarakat yang cenderung abai terhadap isu kebencanaan. 


“Mereka acuh tak acuh, cuek, karena mereka belum terdampak atau belum pernah jadi korban. Tapi ada siswa atau jamaah yang pernah kena korban itu mereka sangat antusias mendengarkan saat sosialisasi yang dilakukan LPBINU dan sangat mereka merespon,” ujarnya.


Kesadaran masyarakat, lanjutnya, harus dibangun sejak dini, termasuk dalam memahami bahaya sampah plastik dan dampaknya bagi kesehatan serta lingkungan.


“Minimal ada perubahan dari dirinya sendiri. Mulai dari hal-hal kecil seperti membuang puntung rokok sembarangan, itu kita edukasi. Dampak apa dari bungkus rokok ini, karena bungkus rokoknya itu plastik, plastik itu baru bisa diurai 40 tahun, dia kaget. Dampak rokoknya juga terhadap kesehatan,” katanya.


Syamsul berpesan agar warga NU selalu siap menghadapi bencana dengan langkah sederhana, seperti menyimpan nomor darurat, mengenali jalur evakuasi, tetap tenang saat bencana, dan mengikuti arahan resmi dari pemerintah.


“Jangan panik, paling penting jaga kepala dan tubuh dari benda-benda yang yang jatuh jika ada gempa. Jika banjir harap segera segera evakuasi ke tempat yang lebih tinggi, Jangan mudah percaya sama informasi hoaks, ikuti berita resmi dari pemerintah atau BMKG atau BNPB. Mari kita bergotong royong membantu lingkungan sekitar,” pungkasnya.