Luluskan 313 Mahasiswa, Unusia Bertekad Tingkatkan Prestasi dan Reputasi Unggul
Kamis, 20 Januari 2022 | 12:00 WIB
Mahasiswa Unusia pada wisuda VIII di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Kamis (20/1/2021). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta telah berhasil meluluskan 313 wisudawan, dalam Sidang Senat Terbuka Wisuda VIII Program Diploma, Sarjana, dan Magister Unusia Jakarta di Gedung Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis (20/1/2022).
Jumlah tersebut terdiri dari diploma dan sarjana sebanyak 304 wisudawan, serta program pascasarjana atau magister sebanyak sembilan wisudawan. Mereka berasal dari enam fakultas dan 18 program studi. Mereka telah berhasil dinyatakan lulus yudisium sejak 2020 hingga 2021. Hal tersebut karena pada 2020 masa pandemi Covid-19 berlangsung sehingga Unusia tidak menyelenggarakan wisuda.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) meluluskan 28 wisudawan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebanyak 174 wisudawan, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK) 26 wisudawan, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) 14 wisudawan, Fakultas Hukum (FH) 62 wisudawan, serta Fakultas Islam Nusantara (FIN) sembilan wisudawan.
"Unusia secara usia masih dikatakan relatif muda, namun Unusia akan bertekad untuk mempercepat dan membangun prestasi untuk menjadikan perguruan tinggi di bawah naungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini memiliki reputasi yang unggul,” kata Rektor Unusia Jakarta H Juri Ardiantoro, saat menyampaikan laporan di hadapan para wisudawan.
Ia menegaskan bahwa Unusia telah menjadi tempat bagi anak-anak muda Indonesia untuk meraih cita-cita, menempa ilmu, serta mengembangkan kreativitas dan inovasi sebagai bagian dari cita-cita membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia unggul dan kompetitif.
Juri meyakinkan, pihaknya akan terus menciptakan perkembangan yang membanggakan dari Unusia. Terdapat beberapa hal yang telah dilakukan Unusia untuk melahirkan SDM unggul. Pertama, tingkat keterserapan lulusan Unusia di dunia kerja semakin menjanjikan.
"Mahasiswa telah mengukir banyak prestasi dan membuat bangga Unusia dan NU, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Saat lulus dari Unusia, mereka telah membuktikan bahwa lulusannya mengambil (peran) dari berbagai tempat dan profesi di tengah-tengah masyarakat, baik di sektor industri, koorporasi atau swasta, maupun pemerintah,” terangnya.
Kedua, jumlah mahasiswa penerima beasiswa di Unusia selama empat tahun terakhir terus meningkat. Juri menyampaikan, Unusia telah memfasilitasi para mahasiswa yang kesulitan dalam pembiayaan kuliah dengan mencarikan berbagai jenis beasiswa.
"Total ada 393 mahasiswa di Unusia dalam empat tahun terakhir memperoleh beasiswa, baik dari internal maupun eksternal. Buah dari kerja sama dengan berbagai mitra. Jadi harus bangga, silakan kuliah di Unusia karena banyak sekali beasiswa di Unusia. Kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak,” katanya, disambut tepuk tangan gemuruh hadirin.
Selain beasiswa, Unusia telah melakukan berbagai komitmen kampus untuk menjadi kampus inklusif bagi kaum yang kurang beruntung, yakni dengan membuat berbagai kebijakan mengenai skema keringanan biaya.
Kepada seluruh pihak yang selama ini membantu mahasiswa Unusia memperoleh beasiswa, Juri menyampaikan terima kasih. Terutama kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Agama (Kemenag), serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) yang memberikan beasiswa untuk transmigran yang akan kuliah di Unusia.
"(Juga) kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), pemerintah Kabupaten Bogor yang memberikan beasiswa dan beberapa instansi lain yang selama ini berperan penting dalam meningkatkan akses masyarakat, khususnya warga NU untuk memperoleh layanan pendidikan tinggi seperti yang sudah diberikan Budha Tzu Chi dan pemerintah DKI Jakarta,” jelas Juri.
Ketiga, Unusia terus melakukan peningkatan pelayanan perguruan tinggi berbasis digital. Digitalisasi kampus dilakukan untuk melahirkan tata kelola yang memenuhi prinsip-prinsip good university governance yakni mendukung mahasiswa memperoleh layanan yang tidak hanya efektif dan efisien, tetapi juga transparan dan akuntabel.
Keempat, alokasi anggaran kemahasiswaan. Juri menegaskan bahwa mahasiswa Unusia juga difalisitasi untuk membuat berbagai kegiatan. Lima persen dari biaya operasional perguruan tinggi per tahun telah dialokasikan untuk kegiatan mahasiswa. Kurang lebih, hampir 500 juta per tahun untuk kegiatan mahasiswa.
Kelima, alokasi anggaran untuk penelitian dan pengabdian masyarakat. Juri mengatakan anggaran itu setara 30 persen dari biaya operasional pendidikan tinggi atau hampir 1,5 miliar per tahun untuk riset di Unusia.
Keenam, investasi peningkatan kapasitas SDM sejumlah enam persen dari biaya operasional perguruan tinggi. “Jadi kami juga membantu teman-teman dosen yang ingin menaikkan jenjang pendidikannya untuk memperbaiki gelar akademik,” terangnya.
Unusia juga telah melakukan investasi peningkatan peningkatan kapasitas sarana dan prasarana setara delapan persen dari biaya operasional perguruan tinggi. Saat ini, Unusia telah dilengkapi berbagai penunjang pembelajaran yang meningkatkan minat dan bakat mahasiswa.
“Kita memiliki pondok pesantren. Laboratorium kimia, agro-industri, dan komputer. Perpustakaan, green house untuk laboratorium agro-industri, gedung serbaguna, masjid dan lain sebagainya. Peningkatan sarana dan prasarana terus dilakukan Unusia,” ungkap Juri.
Ia bertekad akan selalu memperbaiki tata kelola perguruan tinggi baik dari sisi administrasi, keuangan, dan sumber daya pendidikan. Karena itu, atas berbagai inisiatif dan perkembangan positif itu, Juri berharap dukungan dari semua pihak agar Unusia dapat lebih berperan dalam membangun SDM NU dan mewarnai peradaban Indonesia, bahkan dunia.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan