Agar mampu menjawab tantangan global, Mahad Aly juga perlu mengadaptasi dan merelevansi berbagai perkembangan kebutuhan pendidikan setiap lapisan masyarakat, sehingga pentingnya keberadaan lembaga pendidikan tinggi ini dapat dirasakan oleh seluruh segmen masyarakat.
Tantangan pendidikan Ma'had Aly, selain harus mengokomodasi kebutuhan pendidikan masyarakat, juga harus mampu menjaga nilai-nilai dan tradisi pesantran yang tumbuh dan berkembang seiring hadirnya pesantren itu sendiri, terutama tercermin pada disiplin keilmuan yang diajarkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Pendidikan Dasar (Penda) Balitbang Diklat Kemenag RI pada tahun 2018 tentang pengembangan Ma'had Aly yang dilaksanakan di 25 Mahad Aly di Indonesia memberi kesimpulan tentang beberapa tantangan dalam pengembangan Ma'had Aly di Indonesia. Tantangan-tantangan itu adalah, pertama, sebagian besar Ma'had Aly masih mencari dan merumuskan format pengelolaan pendidikan, baik secara akademik maupun kelembagaan; sebagian besar pengelolaan Ma'had Aly belum memiliki pemahaman yang memadai tentang standarisasi penggelolaan pendidikan tinggi; hampir seluruh komponen kependidikan Ma'had Aly belum memenuhi standar pendidikan sebagaimana diamanatkan di dalam regulasi tentang standar Ma'had Aly.
Berikutnya, pada beberapa Ma'had Aly, kemampuan mengkaji kitab kuning tidak dijadikan sebagai syarat tes masuk. Pengelola lebih mengutamakan jumlah pendaftar sebanyak-banyaknya, sehingga mahasantri teridentifikasi tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam penguasaan kitab kuning.
Kemudian, pada beberapa Ma'had Aly, persentase antara mata kuliah bidang kekhususan dengan mata kuliah pada umumnya relatif seimbang. Padahal semestinya mata kuliah bidang kekhususan lebih banyak daripada mata kuliah umum.
Selain itu, pengadaan tenaga pengajar yang memiliki kapasitas keilmuan sesuai dengan pilihan progan studi, belum sepenuhnya bisa dilaksanakan.
Dengan melakukan langkah ini diharapkan Ma'had Aly lebih mampu bersaing dengan perguruan tinggi umumnya lainnya dan mampu menjawab tantangan untuk terus menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu-ilmu keislaman (mutafaqqih fiddin).