Jakarta, NU Online
Katib 'Aam Idaroh Aliyah Pengurus Pusat Mahasiswa Ahlut Thariqah an-Nahdliyyah (Matan), KH Masroni menegaskan para santri dan pengurus Matan memahami pesan tersembunyi dari perintah Allah dalam ibadah kurban. Ia berpesan agar setiap individu, menjiwai ibadahnya.
Pesan tersebut disampaikannya saat agenda tawajjuhan online dengan tema Ibadah Qurban dalam Perspektif Tasawuf, Ahad (26/7). Agenda tawajjuhan online merupakan rutinan bulanan.
"Sebab tanpa kita menjiwai gerakan badan dan syariat, rasanya akan hampa. Seakan-akan tidak tahu apa yang sebetulnya terjadi, sehingga sangat penting sekali," kata KH Masroni.
Lebih lanjut, KH Masroni menjelaskan makna terdalam dari ibadah kurban. Jika berbicara tentang kurban dari sisi Bahasa Arab yang berbentuk mashdar, yang punya makna kedekatan.
"Maksudnya, bagaimana kedekatan diri kita untuk Allah Subhanahu wata'ala. Maka dengan kurban ini, Allah telah menguji hambanya yang sangat disayang yakni Nabi Ibrahim," terangnya.
Di sisi lain, Kiai Masroni juga mengajak para pengurus dan muhibbin Matan agar menyeimbangkan antara iman dan intelektual. Ia menyebut generasi kini seringkali hanya mengejar intelektual baik di kampus dan tempat lain, namun pembahasan iman tidak tersentuh.
"Maka, harus ada keseimbangan. Karena firman Allah sangat jelas, iman dulu, baru Allah meninggikan derajat orang-orang yang berilmu," pesan Kiai Masroni.
Dalam diskusi yang sama, Plt Ketua Umum Matan, M Hasan Chabibie mengungkapkan bahwa program tawajjuhan online adalah untuk silaturahim dan mengaji bersama. "Program ini agar kita bisa mengendapkan hati, untuk mengaji dunia sufi yang memang menjadi ruh dari aktivitas Matan itu sendiri," ungkapnya.
Kontributor: Hanan Zayn
Editor: Kendi Setiawan