Di antara adab yang seharusnya dihindari adalah mengasah pisau yang akan digunakan memotong, dekat dengan hewan kurban.
A. Syamsul Arifin
Kontributor
Jombang, NU Online
Ada ketentuan-ketentuan yang digariskan agama dalam menunaikan ibadah kurban. Bahkan terdapat adab tersendiri dalam penyembelihan hewan kurban. Dalam praktiknya, masih banyak ditemui, masyarakat yang melewatkan beberapa tata cara yang dianjurkan agama. Mereka sekadar memahami syarat sah berkurban tetapi tidak memperhatikan adab-adab menyembelih hewan kurban secara detail.
Di antara adab yang seharusnya dihindari adalah mengasah pisau yang akan digunakan memotong, dekat dengan hewan kurban. Apalagi hewan yang hendak disembelih itu melihat langsung pisau tersebut. Secara psikologis, tindakan ini akan membuat hewan kurban ketakutan.
Rasulullah Saw dalam hadits riwayat Al-Baihaqi dari Ibnu Abbas yang mengingatkan hal ini, yakni: Rasulullah SAW mengamati seorang lelaki yang meletakkan kakinya di atas pipi (sisi) kambing dalam keadaan ia mengasah pisaunya sedangkan kambing tersebut memandang kepadanya. Maka Rasulullah bersabda: “Tidaklah diterima hal ini. Apakah engkau ingin benar-benar mematikannya". (Dalam riwayat lain : Apakah engkau ingin mematikannya dengan beberapa kematian).
Adab kurban lainnya yang juga jarang diperhatikan adalah kehadiran orang yang berkurban untuk menyaksikan proses penyembelihan hewan kurbannya. Padahal menurut agama, hal ini termasuk anjuran bagi orang yang berkurban. Bila terpaksa tidak bisa hadir, saat ini bisa memanfaatkan teknologi digital dengan memastikan kehadirannya meski melalui dalam jaringan (daring), seperti melalui video call.
Yang lebih utama lagi, hewan kurban tersebut disembelih langsung oleh yang berkurban. Di tengah masyarakat banyak ditemui hewan kurban tidak disembelih oleh orang yang berkurban secara langsung. Masyarakat banyak yang mewakilkan kepada petugas atau panitia penyembelihan hewan kurban.
"Saya seringkali mengetahui penyembelihan hewan kurban di Jombang khususnya dilakukan tidak dengan adab-adab yang sempurna," kata Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU), Moh Makmun kepada NU Online, Sabtu (25/7).
Tiga adab ini menurutnya seringkali dilupakan dan bahkan bisa jadi tidak dipahami oleh masyarakat, sehingga keutamaan-keutamaan dalam ibadah kurban tidak diperoleh dengan sempurna.
"Meski mengasah pisau dekat hewan, orang yang berkurban tidak hadir saat penyembelihan, dan proses penyembelihan hewan diwakilkan, tidak mengakibatkan tidak sahnya berkurban, namun hal itu tetap dianjurkan dilakukan," jelasnya.
Ia menambahkan, adab menyembelih hewan kurban sebetulnya cukup banyak seperti menggunakan pisau paling tajam, menghadap kiblat, meletakkan kaki penyembelih di leher hewan yang disembelih, disembelih dengan dengan sesegera mungkin agar cepat mati, memastikan bahwa bagian tenggorokan, kerongkongan, dua urat leher telah pasti terpotong, dan tidak boleh mematahkan leher sebelum hewan benar-benar mati.
"Khusus adab-adab ini mayoritas masyarakat telah memenuhi," pungkasnya.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua