Mahfud MD Ingatkan Masyarakat Tidak Sibuk Konflik dan Debat tapi Lupa Persaingan Global
Senin, 10 April 2023 | 02:00 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD mengingatkan elemen bangsa jangan sampai terus disibukkan dengan konflik dan perdebatan, namun lupa mempersiapkan diri dalam persaingan global. (Foto: Tangkapan layar Youtube NU Online)
Jakarta, NU Online
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Kemko Polhukam RI) Mahfud MD mengingatkan seluruh elemen bangsa Indonesia untuk tidak disibukkan dengan konflik dan perdebatan.
Hal ini diingatkannya dalam peringatan Nuzulul Qur’an Tingkat Kenegaraan 1444 H/2023 M yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama secara luring dan daring dari Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (7/4/2023) malam.
"Jangan sampai kita terus disibukkan dengan konflik dan perdebatan, Namun kita malah lupa mempersiapkan diri di dalam persaingan global," tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa banyak tantangan kebangsaan yang harus dipersiapkan dan membutuhkan kerjasama serta solidaritas antar elemen bangsa.
“Hari ini kita terus harus menggali inspirasi-inspirasi terbaik dari Al-Qur’an untuk terus pula menjaga dan merawat kerukunan dalam keragaman,” katanya.
Ia menilai spirit Al-Qur’anlah yang telah membawa Indonesia sebagai bangsa yang berhasil merawat keragaman menjadi harmoni yang begitu indah. Kemerdekaan negara Republik Indonesia pun jatuh pada hari Jumat tanggal 9 Ramadhan 1364 Hijriyah.
Menurutnya, Al-Qur’an sejatinya telah membimbing bangsa Indonesia melewati berbagai ujian yang begitu berat dan rumit. Di era perjuangan kemerdekaan, Al-Qur’an menjadi titik dasar membangun jiwa pejuang pada generasi muda.
Begitu juga pasca-kemerdekaan, Al-Qur’an memberikan pengaruhnya di dalam menentukan langkah bangsa Indonesia merawat dan membawa keragaman menuju pembangunan yang maju dan sejahtera.
“Al-Qur’an telah menginspirasi bangsa Indonesia menjadi bangsa yang rukun damai dan toleran,” katanya.
Ia juga menyebut bahwa Al-Qur’an menjadi pedoman saat Negeri Madinah tumbuh menjadi negeri yang tercerahkan, penuh dengan toleransi meski di dalamnya terdapat banyak ragam agama dan keyakinan serta suku bangsa.
Al-Qur’an pulalah yang menjadi titik kumpul dua suku besar di Madinah yakni aus dan khazraj untuk menghentikan pertikaian dan memilih jalan damai membangun Madinah.
"Hal ini tidak lepas dari ajaran Al-Qur’an yang begitu tegas menyikapi keragaman. Surat al-Hujurat ayat 13 adalah salah satunya yang menjadi poin penting bagi bangsa Indonesia ketika memulai era pembangunan," ungkapnya.
Ia mengingatkan bahwa Indonesia adalah negeri dengan keragaman bahasa dan agama yang sangat besar. Sabang hingga Merauke menjadi halaman-halaman tentang keberagaman tersebut.
Namun, lanjutnya, keberagaman itu tidak lantas menjadikan Indonesia terbelah, melainkan tetap utuh dalam komitmen kebangsaan di bawah Pancasila.
"Keberagaman telah memberikan bangsa Indonesia kekayaan yang amat mahal. Untuk itulah komitmen kita menjaga kerukunan adalah sesuatu yang wajib dan final," tegasnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan