Main Gawai Terlalu Lama, Anak Sulit Kembangkan Emosi dan Bahasa
Kamis, 26 September 2024 | 10:00 WIB
Jakarta, NU Online
Pengaruh tingginya durasi penggunaan layar gawai pada anak dapat mengakibatkan minimnya interaksi sosial dan mengalami kesulitan bersosialisasi.
Anak-anak yang kesulitan dalam bersosialisasi akan berdampak pada perkembangan sosial emosional anak dan juga perkembangan bahasa.
Psikolog Klinis, Bianglala Andriadewi, juga menjelaskan pentingnya mengatur batasan durasi main gawai (screen time) pada anak.
“Screen time anak itu ada batas maksimalnya. Nah itu yang seringnya kita sebagai orang tua langgar. Maksudnya, anak yang masih umur belum genap setahun sudah dikasih gadget, itu nggak boleh,” jelasnya pada NU Online, Selasa (24/9/2024).
Ia juga menjelaskan, agar anak tidak menggunakan gawai berlebihan, orang tua perlu memberikan waktu berapa lama anak menggunakannya.
“Nah biar nggak berlebihan, ya kita harus punya batasan. Jadi kayak misal ada klien-klienku yang anaknya itu boleh gadget, tetapi cuman weekend, pun cuman di jam berapa sampai jam berapa,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Bianglala juga menambahkan untuk memastikan apa yang ditonton anak, bukan hanya tontonan tapi juga buku bacaan.
“Pun kita juga make sure dia nontonnya apa aja, bahkan kan nggak cuman gadget ya. Anak kita mau baca buku apa aja kan kita harus sharing dulu, oh baca buku ini, baca buku itu. Kita harus baca dulu, baru make sure itu aman, baru kita kasih apalagi. Gadget gitu,” tambahnya.
Dalam jurnal Syntax Imperatif, Hubungan Screen Time dan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini, disebutkan bahwa media elektronik pada anak usia dini terbukti berasosiasi negatif pada perkembangan bahasa.
Stimulus yang diberikan orang tua, keluarga, dan lingkungan lebih membantu perkembangan bahasa anak dibandingkan interaksi dengan media elektronik.
Namun, paparan media elektronik juga dapat membantu perkembangan bahasa anak, jika orang tua memberikan pendampingan secara berkala terhadap durasi layar anak.
Melansir Common Sense Media, American Academy of Pediatrics (AAP) dan World Health Organization (WHO) memiliki panduan untuk membatasi durasi layar bagi anak. Namun keterlibatan pola asuh orang tua tetap penting untuk mendampingi anak selama menggunakan gawai.
Anak dengan usia 0-18 bulan, tidak dianjurkan melakukan screen time kecuali jika melakukan video call dengan keluarga. Sementara anak usia 18-24 bulan dapat diperkenalkan dengan durasi layar, tetapi dengan pengawasan orang tua dan dipilihkan dengan program yang berkualitas sesuai kebutuhan anak.
Selanjutnya, untuk anak diatas usia 24 bulan dapat menggunakan gadget dengan batas maksimal 60 menit dalam sehari, tentunya konten yang diakses anak sesuai dengan kebutuhannya dan tetap didampi oleh orang tua.
Perilaku anak saat dan setelah menggunakan gawai juga penting diperhatikan, apakah mereka berperilaku positif atau apakah mereka dapat mengimbangi waktu untuk bermain di luar dan di rumah. Kemudian jika khawatir anak menggunakan gawai terlalu lama, maka orang tua dapat membuat kesepakatan dengan anak untuk membuat jadwal yang sesuai dengan peraturan dalam keluarga.