Menag Yaqut Doakan Kesehatan Grand Syekh Al-Azhar agar Terus Wujudkan Perdamaian Dunia
Rabu, 10 Juli 2024 | 15:17 WIB
Menag RI Yaqut Cholil Qoumas, didampingi Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, memberikan cenderamata kenang-kenangan kepada Grand Syekh Al-Azhar dalam Forum Interfaith and Intercivilizational Reception di Hotel Pullman Jakarta, Rabu (10/7/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Menteri Agama (Menag) H Yaqut Cholil Qoumas mewakili menyampaikan salam takzim dan apresiasi dari seluruh warga Indonesia kepada Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al-Tayeb.
Hal itu disampaikan Gus Yaqut dalam perhelatan Interfaith and Intercivilizational Reception untuk menyambut Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al-Tayeb di Hotel Pullman Central Park, Jakarta, pada Rabu (10/7/2024).
Menag Yaqut mendoakan kesehatan bagi Grand Syekh Al-Azhar agar bisa terus membimbing umat dan berupaya mewujudkan perdamaian dunia.
"Kami semua warga bangsa Indonesia selalu merindukan dan menantikan kunjungan Syekh berikutnya. Semoga beliau senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan dalam membimbing umat untuk mewujudkan peradaban dunia yang aman, tentram dan damai," kata Menag Yaqut.
Mewakili pemerintah Indonesia, Menag Yaqut menyampaikan terima kasih atas kunjungan Grand Syekh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb ke Indonesia.
Ia mengatakan, kunjungan Grand Syekh Al-Azhar pada 8-11 Juli 2024 menjadi kunjungan ketiga, setelah berkunjung pada 2016 dan 2018.
"Baru kali ini sejarah hubungan bangsa Indonesia dan Mesir, Grand Syekh berkenan melakukan lawatannya yang ketiga kalinya ke bangsa dengan polulasi Muslim terbesar seperti Indonesia," katanya.
Menurut Menag Yaqut, masyarakat Indonesia tentu berbangga sebagai bangsa dengan jumlah pengikut agama dan aliran kepercayaan terbesar, bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika dan plural, tapi berhasil membangun kehidupan yang rukun dan tentram.
Bagi Menag, Grand Syekh Ahmed Al-Tayeb merupakan salah satu pemuka agama agung yang turut mengampanyekan dialog antaragama dan peradaban untuk mewujudkan perdamaian dunia.
"Kita tahu salah satu kontribusi beliau dalam membangun dialog itu terwujudnya Piagam Persaudaraan Kemanusiaan yang beliau tanda tangani bersama Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019 yang lalu," jelasnya.
Menag mengungkapkan, inti dari piagam ini adalah mengajak seluruh umat manusia untuk hidup berdampingan dan berpegang pada nilai-nilai perdamaian, saling pengertian, kesataraan, persaudaraan, hidup berdampingan, kebijaksanaan, keadilan, dan cinta kasih.
Menag menjelaskan bahwa perdamaian, keselamatan, dan cinta adalah inti dari ajaran agama-agama. Ia memaparkan bahwa di dalam Islam, Nabi Muhammad menekankan pentingnya salam perdamaian, begitu juga pada agama-agama lainnya.
"Di dalam agama Kristen dikenal ajaran cinta kasih, dalam Bindu diajarkan Tri Kaya Parisudha, Tri Hita Karana, dan Catur Paramita. Dalam Buddha dikenal konsep Dharma mengajarkan tentang keselamatan dan kebenaran universal, dan dalam Konghucu diajarkan empat watak sejati yang harus dibina oleh tiap umat manusia salah satunya cinta kasih," terangnya.
"Ajaran luhur agama-agama ini mari kita jadikan sebagai nilai sekaligus spirit untuk berdialog secara bersama, sehingga cita-cita kita semua untuk mewujudkan perdamaian dunia dapat segera terwujud," lanjutnya.